BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Dia adalah sosok yang sempat menjadi utusan khusus bersama PBB-Liga Arab untuk penyelesaian konflik Suriah. Dia juga memimpin Komisi PBB untuk menyelidiki krisis di Rohingya. Dia adalah Kofi Annan, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB yang ke-7.
Kofi Annan adalah seorang aktivis HAM asal Ghana kelahiran Kumasi, Ghana. Setelah menyelesaikan pendidikannya di beberapa universitas, termasuk di MIT, Annan kemudian bergabung dengan PBB.
Saat menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal untuk Operasi Penjaga Perdamaian di Rwanda pada tahun 1994, Annan mendapatkan kritikan dari Komandan Pasukan UNAMIR, Jenderal Romeo Dallaire.
Dallaire mengatakan bahwa Annan tidak cepat tanggap saat ada genosida suku Tutsi. Annan tidak memberikan izin pasukan UNAMIR ke gudang senjata, yang jika diberikan, pasukan UNAMIR akan mampu melindungi pembantaian suku Tutsi.
Namun, di sisi lain, Dallaire memuji Annan sebagai seorang tokoh yang sangat tinggi komitmennya terhadap prinsip-prinsip pembentukan PBB.
Tahun 1995, Annan ditugaskan sebagai Utusan Khusus Sekjen PBB ke bekas Yugoslavia. Di Yugoslavia, Annan bertemu dengan Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY), Chief Military Observer PBB. SBY kelak menjadi Presiden Indonesia.
13 Desember 1996, Kofi Annan diangkat menjadi Sekjen PBB, dan dilanjutkan hingga tahun 2012. Sebagai Sekjen, Annan mereformasi birokrasi di PBB, memulai program melawan HIV di Afrika. Annan mendapatkan Nobel perdamaian pada tahun 2001.
Setelah pensiun dari Sekjen PBB, Annan masih aktif sebagai utusan khusus untuk penyelesaian konflik di Suriah dan juga Rohingya, Myanmar.
Annan kemudian meninggal 18 Agustus 2018 lalu di Bern, Swiss. Annan meninggal di usia 80 tahun, dari berbagai sumber. (bpc4)