BERTUAHPOS.COM, JAKARTA – Menteri luar negeri Palestina Riyad al-Maliki menuding serangan Israel yang berlangsung hampir seminggu sebagai kejahatan perang. Sehingga, dia mendesak tekanan internasional atas aksi tersebut pada sesi Dewan Keamanan PBB.
“Beberapa mungkin tidak ingin menggunakan kata-kata ini – kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan – tetapi mereka tahu itu benar,” kata Maliki pada sesi pertemuan PBB secara virtual tentang krisis Israel-Palestina, Minggu (16/5), dikutip dari laman portal CNNIndonesia.
Dalam tuduhan terbaru ini, ia menyebut bahwa negara Yahudi sedang menjalankan kebijakan “apartheid” terhadap orang-orang Palestina. Tuduhan tersebut mendapat dikecam oleh Israel dengan marah.”Bertindaklah sekarang untuk mengakhiri agresi. Bertindaklah sekarang agar kebebasan bisa menang – bukan apartheid,” katanya kepada Dewan Keamanan PBB.
Maliki merupakan bagian dari Otoritas Palestina, bukan kelompok militan Hamas yang telah menembakkan roket ke negara Yahudi. Ia pun menyampaikan penyesalan atas kematian warga Israel, tetapi mendesak Dewan Keamanan untuk mempertimbangkan keseimbangan kekuatan.
Israel “adalah penjajah kekuasaan kolonial. Setiap penilaian situasi yang gagal memperhitungkan fakta fundamental ini adalah bias,” kata Maliki.
“Israel selalu berkata, tempatkan dirimu pada posisi kami. Tetapi Israel tidak memakai sepatu. Mereka memakai sepatu bot militer.”
181 Warga Palestina Tewas
Ketegangan di Jalur Gaza, Jerusalem semakin memanas. Dalam serangan yang kini telah memasuki hari ketujuh tersebut angkatan udara Israel kembali melancarkan serangan udara ke ke Gaza pada Minggu (16/5) waktu setempat.
Dalam serangan ini sedikitnya 33 warga Palestina, termasuk 13 diantaranya anak-anak. Namun, juru bicara militer Israel mengatakan pihaknya masih akan memeriksa laporan tersebut.
Menurut pejabat kesehatan di Gaza, pasukan militer Israel menembakkan roket ke rumah-rumah warga yang berada di pusat Kota Gaza pada tengah malam.
Laporan Reuters, akibat serangan tersebut, korban tewas di Gaza melonjak menjadi 181 jiwa termasuk 52 diantaranya adalah anak-anak. Jumlah ini merupakan akumulasi dari hasil pertempuran di jalur Gaza yang meletus sejak Senin lalu.(*)