BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Riau, Ahmad Hijazi meminta kepada SKK Migas untuk bisa kawal produksi minyak siap jual (lifting) di Blok Rokan. Hal ini lantaran SKK Migas sudah mengeluarkan angka target lifting 2019 turun sekitar 9,2 persen dari tahun kemarin.
Pada 2018, lifting Migas di Blok Rokan mencapai 209 ribu barrel/hari. Namun berdasarkan faktor penghambat (sumur sudah tua) dalam perumusan lifting untuk 2019 SKK Migas tetapkan lifting Blok Rokan menjadi 190 ribu barel/hari. Akibat penurunan lifting ini diyakini Dana Bagi Hasil sektor Migas untuk Riau diyakini juga akan menurun.
“Kami khawatir penurunan lifting ini tidak hanya sebatas karena usia sumur minyak yang sudah tua, tapi ada pengaruhnya dengan kondisi peralihan pengelolaan Blok Rokan dari Chevron ke Pertamina 2021 nanti. Oleh sebab itu kami minta kepada SKK Migas untuk mengawal ketat soal lifting ini,” katanya, Senin, 21 Januari 2019 di Pekanbaru.
Baca juga:Â Riau Ingin Ambil Bagian Proyek Pengelola Limbah Tercemar dari Chevron
Hijazi menyebut hingga kini belum ada pembahasan internal secara serius untuk membahas soal Penurunan target lifting Migas di Blok Rokan. Namun sudah bisa diprediksi, bahwa penurunan target lifting akan sangat berdampak terhadap jatah DBH Riau untuk kedepan. Harusnya SKK Migas bisa memberikan kontrol kepada Chevron agar tidak menurunkan produksi minyak siap jual menjelang masa peralihan pengelolaan blok Migas tersebut.
“Seberapa besar pengaruhnya tergantung pemanfaatan sumur yang ada. Kalau hitung-hitungan teknis pasti menurun karena usia sumur yang sudah tua. Namun dengan teknologi yang ada target lifting itu tetap bisa dikejar. Pemprov Riau berharap jangan sampai turun terlalu dalam, lah, DBH kita juga berdampak soalnya,” katanya. (bpc3)