BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Covid-19 varian Omicron, sejauh ini ‘berhasil’ meningkatkan kewaspadaan negara-negara di dunia—-termasuk Indonesia—-untuk lebih disiplin dan pengetatan kembali protokol kesehatan.
“Bagaimanapun langkah antisipasi tetap harus diutamakan. Kita juga tak mau angka kasus di penyebaran Covid-19 di Riau, seperti pertengahan tahun 2021 lalu,” kata Gubernur Riau Syamsuar, belum lama ini.
Sejumlah negara telah melaporkan kasus baru yang diakibatkan penyebaran Covid-19 varian Omicron.
Varian baru ini, menurut organisasi kesehatan dunia atau WHO memiliki tingkat penyebaran lebih masif dibanding corona varian Delta.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangan persnya, Senin, 13 Desember 2021, mengungkapkan sejauh ini para ahli kesehatan dan epidemiologi masih menggali informasi lebih banyak tentang varian ini, termasuk bagaimana efektivitas vaksin sebagai penangkal.
“Namun semuanya masih bekerja dan kita semua masih menunggu perkembangan lanjutan,” tuturnya.
“Sedangkan untuk angka kasus kematian akibat Covid-19 varian Omicron baru terdeteksi satu kasus di Inggris,” Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Riau dokter Indra Yovi, Selasa, 14 Desember 2021.
“Dengan demikian, kita berharap tingkat kematian untuk varian ini tidak seperti varian Delta.”
Dia menyebut langkah antisipasi hingga kini terus dilakukan, diantaranya menyiagakan ketersediaan tempat tidur di setiap rumah sakit rujukan pemerintah, tempat isolasi terpadu, rumah sakit darurat, hingga rumah oksigen yang sebelumnya telah disiapkan.
“Sejauh ini Covid-19 varian Omicron belum terdeteksi di Riau. Dari hasil pemeriksaan genom sekuensing yang dikirim ke Balitbangkes di Jakarta, namun hasilnya negatif,” katanya.
Indra Yovi juga menuturkan kondisi terbaru perkembangan Covid-19 di Riau, bahwa klaster-klaster baru yang muncul sejauh ini sudah tertangani. Para pasien sudah dinyatakan sembuh, sudah dipulangkan, dan sudah bisa beraktivitas seperti biasa.
Daerah Tetap Merujuk pada Ketentuan Pusat
Gubernur Riau Syamsuar mengungkapkan, bahwa sejauh ini persiapan yang dilakukan daerah dalam rangka mengantisipasi dan persiapan terhadap munculnya Covid-19 varian Omicron, masih merujuk pada ketentuan pemerintah pusat.
Dengan kata lain, upaya antisipasi dan persiapan penanganan telah dibicarakan dengan berbagai pihak di daerah.
Menurut Syamsuar, dalam rapat koordinasi yang dilakukan awal Desember lalu, Pemprov telah menginstruksikan setiap kepala daerah untuk mencermati sisa anggaran penanganan Covid-19 di daerah masing-masing.
“Maksudnya, kalau masih ada tolong dibelikan ke masker dan diberikan kepada masyarakat. Itu juga bagian dari pencegahan penularan,” katanya.
Dia menambahkan, beberapa ketentuan dalam penanganan Covid-19 sebelumnya, juga masih berlaku di Riau.
Seperti syarat dan ketentuan perjalanan keluar daerah, baik melalui udara, laut dan darat, hingga membatasi jumlah pengunjung di tempat-tempat yang berpotensi kerumunan.
PPKM Level 3 se Indonesia Dibatalkan
Setelah pemerintah pusat menyatakan pembatalan PPKM Level 3 se-Indonesia saat libur Nataru tahun ini, Pemprov Riau menyatakan bahwa ketentuan yang akan diberlakukan tetap merujuk pada aturan terbaru yang dikeluarkan pusat.
“Meski demikian disiplin protokol kesehatan di tempat ibadah tetap menjadi atensi kita,” kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Masrul Kasmy kepada Bertuahpos.com belum lama ini.
Dia mengungkapkan bahwa koordinasi antara Pemprov Riau dan kabupaten/kota terus terjalin secara berkala dalam rangka memantau perkembangan kasus penyebaran Covid-19.
“Alhamdulillah sejauh ini masih terkendali,” sambungnya.
Ahli Epidemiologi Riau dokter Wildan Asfan Hasibuan menyebut, meski PPKM Level 3 se-Indonesia dibatalkan, tetap ada beberapa daerah di Riau akan diberlakukan PPKM Level 2 dan 3.
Hal itu, kata dia akan disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing. “Memang tidak semua daerah lagi disamakan levelnya, tapi sesuai kebutuhan.”
Namun penekanannya, kata Wildan, setiap daerah di Riau yang menjadi pusat perayaan—-khususnya Natal—-harus dipantau secara ketat.
Satgas-satgas di tempat ibadah itu perlu diaktifkan kembali, dan pihak panitia penyelenggara acara, memastikan protokol kesehatan berjalan dengan baik.
“Kita berharap situasi itu nanti bisa kita lewati dengan baik. Kita juga tak ingin kondisi yang terjadi di pertengahan 2021, terulang kembali pasca libur natal dan tahun baru,” tuturnya. (bpc2/melba)