Penjaga pantai di China terlibat konflik dengan Angkatan Laut Filipina. Ketegangan ini terjadi karena berebut puing-puing roket yang ditemukan di Laut China Selatan.
BERTUAHPOS.COM — Penjaga pantai China disebut secara paksa merebut puing roket yang ditemukan dan ditarik oleh kapal Angkatan Laut Filipina ke salah satu pulau di perairan tersebut.
Hal ini kemudian memicu konflik antara penjaga pantai China dengan pihak Angkatan Laut Filipina di laut yang menjadi sengketa itu.
Associated Press melaporkan bahwa puing roket itu diduga berasal dari peluncuran roket China. Puing itu direbut paksa oleh penjaga pantai China setelah ditemukan mengapung di lautan sebelum ditarik oleh kapal militer Filipina pada 20 November 2022 waktu setempat.
Komandan Angkatan Laut Filipina Laksamana Madya Alberto Carlos, dalam pernyataan pada Senin (21/11) waktu setempat, mengungkap kapal Penjaga Pantai China dua kali memblokir kapal Angkatan Laut Filipina sebelum menyita puing roket yang tengah ditarik ke Pulau Thitu yang dikuasai Manila.
Ini menjadi konfrontasi terbaru dalam sengketa sejak lama yang terjadi di jalur perairan strategis di Laut China Selatan, yang melibatkan China, Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei dan Taiwan.
Kapal-kapal Penjaga Pantai China sebelumnya memblokir kapal-kapal Filipina yang mengirimkan pasukan untuk Angkatan Bersenjata Filipina di perairan sengketa. Namun menyita objek yang dimiliki oleh militer negara lain menjadi tindakan yang lebih berani.
Dalam pernyataannya, Carlos menjelaskan bahwa para pelaut Filipina yang menggunakan kamera jarak jauh di Pulau Thitu, mendeteksi keberadaan puing yang hanyut dalam gelombang kuat di dekat gundukan pasir yang berjarak sekitar 540 meter.
Mereka kemudian berangkat dengan kapal dan mengambil objek yang hanyut itu, menariknya dengan tali yang diikat ke kapal mereka dan kembali ke Pulau Thitu. Saat para pelaut Filipina dalam pelayaran kembali ke Pulau Thitu, sebuah kapal Penjaga Pantai China terpantau mendekat.
“Mereka melihat bahwa kapal Penjaga Pantai China dengan nomor lambung 5203 mendekati lokasi mereka dan kemudian memblokir rute pelayaran yang sudah direncanakan sebanyak dua kali,” sebut Carlos dalam pernyataannya.***