BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Kepala Unit Program Imunisasi WHO, Dr Ann Lindstrand mengkritik pelaksanaan program vaksin berbayar atau vaksin gotong royong di Indonesia.
Linstrand menilai vaksin berbayar hanya akan menimbulkan masalah etika dan akses. Dia juga mengatakan vaksin harus mampu menjangkau pihak yang paling rentan.
“Penting bahwa setiap warga negara memiliki akses yang sama terhadap vaksin dan pembayaran apa pun dapat menimbulkan masalah etika dan akses, khususnya selama pandemi. Di saat bersama, kita membutuhkan cakupan dan jumlah vaksin bisa menjangkau semua pihak yang paling rentan,” kata Linstrand, dikutip dari CNN Indonesia, Jumat 16 Juli 2021.
Linstrand juga menegaskan apapun alasannya, vaksin berbayar tidak bisa diterima.
Menurut Linstrand, ada pasokan vaksin dari COVAX, yang bekerja sama dengan UNICEF, WHO, dan beberapa pihak lain. Beberapa pihak ini, kata dia, mampu memberikan vaksin gratis hingga 20 persen populasi dunia.
“Ada pasokan vaksin dari COVAX melalui kolaborasi UNICEF, WHO, dan lain-lain, tentunya mereka memiliki akses vaksin yang gratis hingga 20 persen dari populasi yang didanai para penyandang kerja sama COVAX. Jadi sama sekali tidak dipungut pembayaran dalam pelaksanaannya,” kata dia. (bpc4)