BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Pemerintah berencana akan lakukan revisi tarif pungutan ekspor CPO. Ini sebuah kabar baik yang diyakini akan memberikan sentimen positif terhadap harga sawit domestik
Setelah hampir 5 minggu harga minyak sawit mentah atau CPO anjlok lebih dari 24%, dalam sepakan ini kembali menguat. Ditambah kebijakan pemerintah yang akan melakukan revisi tarif ekspor akan menjadi harapan kembali untuk sawit bisa bangkit.
Menurut data Refinitiv, sepanjang pekan ini CPO kontrak September mampu menguat 2,8% ke 3.520 ringgit (RM) per ton di Bursa Derivatif Malaysia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di awal pekan ini mengatakan, revisi Peraturan Menteri Keuangan tersebut direncanakan akan diterbitkan pada akhir bulan Juni ini.
“PMK (Peraturan Menteri Keuangan) sedang direvisi dan bisa terbit secepatnya pada Juni ini, seharusnya lebih cepat. Mungkin tinggal proses harmonisasi dan penerapan saja,” kata Sri Mulyani.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu menjelaskan secara rinci terkait rencana perubahan tarif tersebut.
Sebagai titik awal, ekspor CPO akan mulai dikenakan pungutan ketika harga menyentuh US$ 750/ton. Meski mampu menguat ke depannya minyak nabati ini malah diramal akan ambrol lagi.
Lembaga pemeringkat Fitch Ratings memperkirakan harga CPO bakal kembali terkoreksi pada semester II-2021.
Penyebabnya adalah produksi yang berlimpah karena cuaca mendukung. Kelapa sawit adalah tanaman yang membutuhkan banyak air, dan saat ini iklim sedang cenderung basah karena fenomena La Nina. (bpc2)