BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Islam sesungguhnya mengajarkan umatnya untuk terbiasa bangun sebelum fajar. Istilah yang sering kita dengar, bangunlah sebelum ayam jantan berkokok.
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu’ti menerangkan pengertian fajar dan subuh itu berbeda.
Namun, memang sering kali fajar dan subuh dikaitkan dengan waktu, “…di mana kita beraktivitas sebelum matahari terbit,” tuturnya, dikutip dari laman resmi muhammadiya.or.id.
Dia menjelaskan, dalam Al-Quran juga disebut bahwa salah satu kunci sukses adalah bangun sebelum fajafr.
“Yang kalau disebutkan di dalam al-Qur’an kita ini sudah bangun pada sepertiga malam atau kurang sedikit dari itu kemudian melaksanakan salat fajar,” sambungnya.
Mu’ti menegaskan bahwa sesungguhnya salat fajar itu disaksikan para malaikat.
Hal itu menjadikan satu tanda betapa mulianya salat pada waktu fajar terutama memang jika sebelum salat subuh dan fajar melakukan ibadah qiyamul lail terlebih dahulu.
“Kalau subuh kita bangun, namun tak sekedar bangun. Ada perencanaan kegiatan yang akan kita laksanakan pada hari itu. Sehingga ketika malam hari akan tidur, tidak sekedar tidur. Kalau kita tidurnya niat tentu kita akan merencanakan bangun di tengah malam dan besoknya kita berkegiatan untuk mencari rejeki dan melaksanakan kegiatan lainnya,” papar Mu’ti.
“Kalau kita baca hadis-hadis nabi, itu ada berbagai macam penjelasan kalau mau tidur itu ya usahakan salat dulu sehingga tidak tertidur terlalu pulas. Sampai tidak bisa bangun sebelum fajar.”
“Minimal salat hajat dulu. Kemudian anjurannya lampu-lampunya dimatikan. Kalau kita niat di otak kita bahwa nanti akan membangunkan kita jam setengah empat. Maka itu pentingnya mengapa kita harus mengatakan sesuatu yang akan dilakukan karena dalam hadis nabi juga disebutkan sesungguhnya sesuatu perbuatan itu harus kita niatkan,” jelas Mu’ti.
Mu’ti menjelaskan juga bahwa niat akan memberikan kesiapan pada fisik untuk melakukan sesuatu. Selain itu pada pengertian ibadah niat memberi tanda bahwa ibadah kita diterima kalau kita niatkan karena Allah sehingga kegiatan itu bernilai ibadah. (bpc2)