BERTUAHPOS.COM, KUANSING,- Isu perambahan Hutan Lindung (Hutlin) di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) Riau, tepatnya di Desa Air Buluh, Kecamatan Kuantan Mudik hingga kini masih hangat diperbincangkan.
Pasalnya, warga setempat berisinial KS dan SD kepada wartawan menyebutkan adanya dugaan keterlibatan oknum kepala desa dalam perambahan Hutan Lindung (Hutlin) di desanya tersebut.
Dijelaskan Narasumber, hanya dengan modus kelompok tani oknum kepala desa bisa meraup keuntungan ratusan juta, karena kawasan Hutlin yang terletak di Desa Air Buluh diduga telah dijadikan lahan bisnis.
Narasumber mengaku tak tau kelompok tani mana yang dimaksud kepala desa itu. bahkan Narasumber telah menanyakan kepada pemilik Excavator di Kamang Baru (Sumbar) kenapa hutan lindung itu di Stacking.
“Pemilik alat Excavator menjawab sudah izin Pak Kades dan KPH Kuansing Pak Abriman”, cetusnya
“Setelah kami telusuri, kami dengar penadahnya Cina dari Medan. Kami yakin ini siasat kongkalikong antara Kades kami dan Abriman”, sambung Narasumber yang sengaja namanya tidak dituliskan
Narasumber juga meminta supaya hal tersebut diberitakan demi menyelamatkan Hutan Lindung yang di Kabupaten Kuantan Singingi.
“Oh iya bila perlu laporkan ke-Polda Riau kalau bisa ke-Kapolri saya tidak takut kata Kades itu pak,” pungkasnya.
Sementara itu Kades Air Buluh, Ardian dikonfirmasi media beberapa hari lalu terkait kebenaran informasi tersebut, Ia mengaku informasi yang beredar itu tidaklah benar.
Kendati pengakuan kades Air Buluh demikian, akan tetapi Kades Air Buluh sempat mengaku memang benar Ia yang mengerjakan stacking di hutan lindung tersebut untuk kelompok tani.
“Iya, benar saya yang mengerjakan stacking itu, itukan buat kelompok tani dan sudah di akte notaris kan. kalau tak percaya datang saja ke desa,” kata Ardian kepada wartawan.
Ardian mulai berkilah, dan mengaku memang sebenarnya belum ada akte notarisnya, dan kelompok tani tersebut masih dalam tahap pengurusan.
Ketika ditanya, yang sebenarnya seperti apa, Ardian menjawab ” Nanti saya ceritakan sama abg. klau kini awak (saya-red) lagi di rumah kakak, anaknya akan pesta,” tulisannya waktu itu.
Kades Air Buluh yang sebelumnya pernah berjanji akan menceritakan yang sebenarnya, setelah dilakukan konfirmasi berulang kali, baik via telepon seluler maupun via WhatsApp, sepertinya masih enggan menceritakan alias bungkam.
Sementara itu, kemaren Kepala UPT KPH Kuansing, Abriman, dikonfirmasi wartawan mengaku tidak pernah melakukan perundingan dengan Kades Air Buluh.
“saya baru dapat kabar, manalah mungkin saya membolehkan Perambahan Hutan Lindung. Kemudian lagi saya tidak pernah berunding dengan Kepala Desa Air Buluh, apalagi ketemuan. Apa yang disampaikan masyarakat itu tidaklah benar. Nanti saya akan cek ke lokasi,” pungkas Abriman
Hingga berita ini ditayangkan, kepala UPT KPH Kuansing Abriman dikonfirmasi via WhatsApp, belum memberikan jawaban.
Terakhir, masyarakat Desa Air Buluh KS dan SD menyerukan dan meminta kepada Dirkrimsus Polda Riau agar menindak Kepala Desa Air Buluh Ardian maupun semua pihak yang terlibat guna efek jerah. (rls)