PEKANBARU – Distribusi BBM di daerah 3T memang selalu dikeluhkan masyarakat. Letak geografis dan tidak didukung dengan infrastruktur memadai selalu menjadi alasan terkendalanya pendistribusian BBM di wilayah – wilayah ini.
Hal ini dibenarkan oleh Komite BPH Migas Yapit Sapta Putra. Dia menyebut sejauh ini perlu ada tata cara pendistribusian yang tepat agar masalah – masalah itu bisa diatasi.
“Kalau kita bicara soal BBM maka kita bisa berbicara program ya. Sekarang sudah diberlakukan program BBM satu harga. Program ini bukan hanya bicara soal harga BBM tapi bagaimana pola pendistribusian juga harus tepat sasaran,” kata Yapit saat berkunjung ke Pekanbaru, Sabtu, 5 November 2022.
Dia menambahkan, terkait pendistribusian BBM di wilayah 3T memang akan diakomodir oleh program ini. Salah satunya, pihak PT Pertamina perlu memperbanyak pihak penyalur BBM satu harga di wilayah – wilayah tersebut.
Yapit menyebut hingga 2022, terdapat sekitar 400 penyalur BBM satu harga yang sudah aktif beroperasi. Para penyalur itu, kata dia, memang ditempatkan di wilayah – wilayah yang minim dukungan infrastruktur seperti daerah tertinggal, terluar dan terdepan.
“Di tahun 2024 nanti ditargetkan sudah Da sekitar 500 penyalur untuk BBM satu harga yang aktif beriperasi. Makanya kami menyatakan perlu diaktifkan aplikasi MyPertamina supaya penyaluran BBM ini tepat sasaran,” sebut Yapit.***