BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Para nelayan di Kecamatan Bangko dan Sibanoi, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau, tetap bisa ekspor hasil tangkapan ikan mereka, meski dengan peralatan seadanya. Hal ini diketahui dalam kunjungan Gubernur Riau Syamsuar ke daerah itu, Jumat, 30 Juli 2021.
“Saat ini, dengan berbagai hambatan serta kekurangan, Kecamatan Bangko dan Sinaboi, per minggunya menghasilkan ikan sekitar 2 sampai 3 ton. Ikan ini diekspor ke Malaysia melalui pelabuhan Dumai,” ucapnya.
Dari informasi yang didapat, kegiatan ekspor ikan hasil tangkapan nelayan juga dilakukan dari Pelabuhan Panipahan ke Malaysia dengan 4 kapal setiap hari berangkat, menghasilkan sebanyak 5 sampai 10 ton ikan.
Sedangkan ekspor kerang agak berkurang lantaran pandemi COVID-19, biasanya mencapai 70 ton bila musim panen, namun sekarang agak berkurang hingga 20 ton. Namun demikian, ekspor kerang dari Rohil masih terhitung paling besar di Sumatera.
Potensi lain yang patut digali lagi, turunan dari ekspor ikan, yakni produksi belacan atau terasi yang setiap bulannya mencapai 200 ton per bulan. Belacan dari Pulau Alang, Kubu Babussalam, ini dikirim ke Pulau Jawa melalui Cirebon.
Tak kalah pentingnya untuk menggemukkan PAD Rohil, olahan ikan asin yang setiap bulannya mencapai 50 ton. Ikan asin ini dikirim ke Pulau Jawa dan Sumatera Utara.
Hambatan yang dihadapi nelayan hingga berkurangnya hasil tangkapan pada saat ini, selain maraknya penangkapan ikan menggunakan Alat Penangkapan Ikan Pukat Hela dan Pukat Tarik.
Selain itu, terkait permasalahan izin ekspor dari pusat. Untuk bisa langsung ekspor ikan keluar negeri, salah satu syaratnya kapal harus berbobot 30 GT ke atas. Kapasitas seperti ini hanya ada pada nelayan di Panipahan, itupun hanya 4 unit kapal. (bpc2)