BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Naiknya harga beras tidak hanya terjadi segara regional. Saat ini komoditi ini mengalami kenaikkan harga signifikan bahkan secara nasional, terutama untuk jenis beras premium.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat sepanjang September 2022, Riau mengalami inflasi sebesar 1,53%. Dari kelompok bahan makanan saja, tercatat mengalami inflasi sebesar 0,66%, yang mana komoditas beras masuk dalam kelompok ini.
“Kelompok ini saja pada September 2022 mengalami inflasi sebesar 0,66% atau terjadi peningkatan indeks dari 118,62 pada Agustus 2022 menjadi 119,40 pada September 2022,” kata Kepala BPS Provinsi Riau Misfaruddin, Senin, 3 Oktober 2022.
Dijelaskan, dari 3 subkelompok pada kelompok ini, semua subkelompok mengalami inflasi yaitu subkelompok makanan sebesar 0,74%, subkelompok rokok dan tembakau sebesar 0,48% dan subkelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,16%.
Misfaruddin menjelaskan, komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi, yaitu: beras sebesar 0,25%, daging ayam ras sebesar 0,03%, ayam hidup, tempe, buncis dan udang basah masing-masing sebesar 0,02% dan beberapa komoditas lain yang memberi andil inflasi kurang dari 0,02%.
Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat pada September 2022, gabungan dari 3 kota di Provinsi Riau mengalami inflasi sebesar 1,53% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 113,68.
“Dengan demikian maka inflasi Riau secara tahun kalender dari Januari hingga September sebesar 6,46% dan inflasi secara tahun ke tahun atau September 2021 ke September 2022 menjadi 7,26%,” kata Kepala BPS Provinsi Riau Misfaruddin, Senin, 3 Oktober 2022.
Dia mengatakan, dari 3 kota IHK di Provinsi Riau, semua kota mengalami inflasi yaitu, Kota Pekanbaru sebesar 1,56%, Kota Dumai sebesar 1,57% dan Kota Tembilahan sebesar 0,89%.
Misfaruddin mengakui bahwa inflasi Riau terjadi di sepanjang September 2022 lantaran adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya semua indeks kelompok pengeluaran.
Misalnya, jelas dia, kelompok transportasi sebesar 9,66%, diikuti kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,21%, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,66%, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,60%, lalu kelompok kesehatan sebesar 0,47%.
Selanjutnya, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,35%, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,28%, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,19%, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,17 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,08% dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,03%.
“Adapun komoditas yang memberikan andil kenaikan harga pada September 2022, antara lain: bensin, beras, solar, bakso siap santap, angkutan antar kota, daging ayam ras, tarif air minum pikulan, dan lain-lainnya. Sementara komoditas yang memberikan andil penurunan harga, antara lain: cabai merah, bawang merah, minyak goreng, emas perhiasan, tomat, jengkol, dan lain-lainnya,” jelasnya.
Dijelaskan pula, dari 24 kota di Sumatera yang menghitung IHK, semua kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Bukittinggi sebesar 1,87%, diikuti oleh Kota Dumai sebesar 1,57% dan Kota Pekanbaru sebesar 1,56%. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Sibolga sebesar 0,33%.
“Berdasarkan urutan inflasi kota-kota di Sumatera, kota-kota di Provinsi Riau berturut-turut: Dumai urutan ke-2, Pekanbaru urutan ke-3 dan Tembilahan urutan ke-18,” ungkapnya.***