BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Sejumlah ahli mendeteksi ada energi besar pada Galaksi Messier 87. Energi itu berupa galaksi radio, yang menghasilkan gelombang radio besar dari inti galaksinya.
Inti galaksi radio diyakini sebagai sebuah lubang hitam yang besar (black hole).
Lubang hitam di pusat galaksi itu mengumpulkan gas dan debu sehingga terdapat pancaran energi tinggi. Hal itu terlihat dalam gelombang radio yang mempercepat pergerakan partikel bermuatan listrik.
Arxiv, mejelaskan Messier 87 atau M87 merupakan sebuah galaksi radio raksasa yang terletak di Gugus Virgo, dikenal sebagai sumber sinar gamma berenergi sangat tinggi (VHE).
Letaknya sekitar 53,5 juta tahun kecepatan cahaya dan dikenal sebagai Virgo A. Ini adalah galaksi dominan yang menjadi pusat dari Gugus Virgo.
Salah satu penanda yang paling mencolok dari galaksi ini adalah pancarannya yang menonjol dengan struktur kompleks seperti simpul dan emisi difus, gerakan superluminal yang lebih cepat dari pergerakan cahaya, yang juga menunjukkan variabilitas kompleks.
Messier 87 merupakan galaksi radio pertama yang terdeteksi sebagai VHE dan menunjukkan perilaku kompleks pada energi sangat tinggi dengan variabilitas yang cepat.
Namun, belum diketahui mekanisme seperti apa yang bertanggung jawab atas emisi VHE di galaksi ini.
Oleh karena itu, sekelompok peneliti yang dipimpin oleh Fernando Urena-Mena dari Institut Nasional Astrofisika, Optik dan Elektronik di Puebla, Meksiko memutuskan untuk mengeksplorasi topik ini dengan menganalisis data yang tersedia dari Teleskop Imaging Air Cherenkov (IACTs) dan High Altitude Observatorium Water Cherenkov (HAWC).
“Tujuan utama dari pekerjaan ini adalah membandingkan emisi VHE dari RDG M87 yang diamati oleh IACTs selama masa tertentu (termasuk kebakaran 2005) dengan emisi diam/rata-rata jangka panjang yang disediakan oleh pengamatan berkelanjutan dari observatorium HAWC sejak 2014 hingga 2019,” tulis para astronom dalam makalah yang diterbitkan di arXiv.org pada 16 Desember lalu.
“Kami menggunakan model lepto-hadronic, yang menggabungkan skenario SSC [Synchrotron Self Compton] dan foto-hadronik, untuk menjelaskan emisi ini,” tambahnya. (bpc2)