BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Untuk orang dewasa, bulu hidung akan semakin panjang jika tidak sering digunting. Namun ada sebagian orang mengatasi panjang bulu hidung dengan cara mencabut. Namun, keseringan mencabut bulu hidung bisa memicu datangnya penyakit asma pada tubuh. Apakah hal demikian benar adanya?
Sebagaimana kita ketahui, bahwa bulu hidung memiliki fungsi penting dalam sistem pernafasan tubuh, sebagai pentaring oksigen yang kita hirup agar hidung terlindung dari debu, alergen, dan partikel kecil, sehingga tidak masuk ke paru-paru.
Inilah alasan mengapa keseringan mencabut bulu-bulu akan membuat hidung kita lebih sensitif terhadap kotoran yang mungkin akan terhirup. Jika tidak dilakukan dengan benar, mencabut bulu hidung juga dapat membuat hidung kita iritasi, infeksi, bahkan bulu bisa tumbuh ke dalam.
Rambut tumbuh ke dalam adalah komplikasi umum dari hair removal, terjadi ketika rambut yang dicabut tumbuh kembali ke kulit Anda dan tidak dapat keluar dari folikelnya. Rambut yang tumbuh ke dalam paling sering terjadi di area rambut yang sering dicabut, seperti wajah, ketiak, dan area kemaluan.
Bahkan bagi sebagian orang, mencabut bulu hidup dapat meningkatkan risiko terkena asma. Sebuah studi 2011 menemukan hubungan antara kepadatan rambut hidung dan perkembangan asma pada orang dengan alergi.
Ilmuwan menemukan bahwa peserta dengan jumlah bulu hidung paling sedikit memiliki risiko lebih tinggi terkena asma dibandingkan peserta dengan bulu hidung lebih banyak. Bulu hidung bertindak sebagai filter yang mencegah debu, serbuk sari, dan alergen memasuki paru-paru kita.
Apabila partikel-partikel ini terlanjur masuk ke hidung, mereka terjebak pada lapisan tipis lendir. Akhirnya, partikel-partikel itu kita keluarkan lewat bersin, atau lebih parahnya, terhirup hingga ke paru-paru. Hidung kita juga dipenuhi dengan rambut mikroskopis yang disebut silia. Silia ini membantu mendorong lendir dan kotoran lainnya menjauh dari paru-paru kita. (bpc2)