BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengaku hingga saat ini masih belum terima laporan kerugian persawahan di Riau, yang rusak akibat musibah banjir menerjang beberapa daerah di Riau. “Yang sudah lapor ke saya itu baru sektor perikanan di Riau,” katanya, Kamis (18/02/2015).
Dalam kesempatan bertatap muka dengan Andi Rachman itu, Kepala Dinas Perikanan Provinsi Riau, Tien Mestina, juga meminta izin untuk bertemu langsung dengan menteri terkait di Jakarta, untuk melaporkan jumlah kerugian di sektor perikanan itu.
( Baca : Akibat Keramba Ikan Pecah, Sungai Kampar Ramai Pemancing Dadakan)
Kata Andi Rachman, Tien akan melaporkan ke salah satu dirjen soal musibah banjir yang melanda Riau, hingga mengakibatkan banyak petani keramba di beberapa kabupaten di Riau mengalami kerugian yang cukup besar.
Sementara untuk dinas Petanian dan Peternakan sendiri hingga saat ini belum melaporkan berapa jumlah kerugian sawah yang puso atau rusak akibat bencana itu. Andi Rachman mendesak satuan kerja lainnya agar segera melakukan infentarisasi kerugian dan melaporkan seberapa besar kerugian yang dialami masyarakat akibat musibah itu.
“Pokoknya, laporkan yang ada saja dulu. Musibah banjir inikan sepertinya berlanjut. Segera laporkan kerugiannya ke kita,” sambungnya.
Dia menambahkan, momentum Dinas Perikanan dan Kelautan bertemu pihak kementerian adalah saat yang tepat untuk melaporkan persoalan ini, sebab Pemerintah Pusat sedang melangsungkan pembahasan soal Anggaran Pendapatan Belanja Negara atau APBN Perubahan.
“Kami dari Pemerintah Provinsi Riau ingin ada bantuan dari APBN untuk masyarakat mengenai keramba ini,” smabungnya.
( baca : Akibat Banjir, Petani Keramba Rugi 6 M)
Sebelumnya, Para petani keramba di Kampar merugi hingga Rp 6 miliar lebih akibat musibah banjir yang melanda wilayah itu.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau Tien Mestina mengatakan ratusan keramba ikan itu hanyut terbawa arus sungai yang meluap. Tidak kurang dari 83 unit kolam ikan dan 200 lebih keramba ikan di 9 kecamatan rusak parah. Musibah itu terjadi bersamaan dengan dibukanya pintu air PLTA Koto panjang yang meluap akibat curah hujan yang tinggi.
“Wilayah ini adalah pusat penghasil ikan besar di Riau. Padahal tahun 2016 ini target produksi ikan air tawar itu sampai 178.700 ton, sedangkan produksi ikan Riau. Akibat musibah ini, kami khawatir produksi ikan di Riau turun,” katanya. (Melba)