BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Terkait tersegelnya objek wisata Ulu Kasok di Kabupaten Kampar oleh pemilik lahan, Pengelola Ulu Kasok menangakui adanya ketidakjelasan dalam tapal batas.Â
“Masalahnya tentang tapal batas, dulu kan lahan itu HPL, jadi belum ada pemiliknya, seiring berjalannya waktu ada yang punya. Nah padahal dulu kita sudah sejalan dan sepakat sama pemilik lahan, tapi sekarang mereka nampaknya pada mau menonjolkan diri, dan banyak yang klaim lahan mereka, jadi ketidakjelasan dalam tapal batas yang jadi problem sekarang,” ujar Ismail selaku pengelola Ulu Kasok, Kamis (28/9/2017).
Masih dikatakan Ismail, puncak Ulu Kasok saat ini banyak yang mengaku itu lahan mereka, salah satunya Zulkifli. “Tidak hanya satu atau dua orang, tapi sekitar tiga orang yang mengaku lahan miliknya,” kata Ismail.Â
Seperti diketahui, tempat wisata baru yang sedang hits di kalangan warganet digegerkan dengan adanya penyegelan menggunakan kawat berduri. Hal itu menjadi perbincangan hangat.Â
Pesonanya yang menyerupai Raja Ampat itu dikabarkan diklaim oleh pemilik lahan. Dalam postingan di Instagram yang dibanjiri komentar netizen.Â
Puncak Ulu Kasok sendiri kini sedang ditetapkan hak miliknya, sebab tidak hanya Zulkifli namun ada nama lain yang mencuat sebagai pemilik. “Kita duduk bersama kan hal ini dengan para pemegang sertifikat tanah, dan akan dilakukan pengukuran tapal batas bersama BPN,” beber Ismail.
Mengenai batas sendiri, Ismail mengatakan jalan menuju puncak merupakan batas wisata Ulu Kasok, namun karena potensi di atas lebih menonjolkan pesonanya maka, para pengelola merancang puncak Ulu Kasok. Namun siapa sangka ternyata masalah kepemilikan menjadi Polemik.Â
Baca:
Gubri Tanggapi Soal Penutupan Ulu Kasok
Saling Klaim Lahan, Bukit Ulu Kasok Disegel Pemilik Pakai Kawat Besi
“Sebenernya juga batas kita hanya sampai di jalan menuju puncak Ulu Kasok, tapi dulu tidak ada masalah bersama pemilik lahan yang lain, sekarang aja saat sudah ramai malah dipermasalahkan,” terangnya.Â
Untuk pengelola sendri, Ulu Kasok dikelola oleh 9 orang dan tercatat sebanyak 16 orang yang tergabung dan bekerjasama membuat wisata alam tersebut. (Bpc8)