BERTUAHPOS.COM, TELUK KUANTAN – Warga Kuansing, merasa pasrah jika memang pacu jalur iven nasional ditiadakan pada tahun 2020 ini.
Seperti yang disampaikan Asri, anak pacu jalur Pendekar Kuning Pematang Intan dari Desa Pebaun Hulu. Menurut Asri, jika memang pemerintah mengambil kebijakan tersebut, maka mungkin itu yang terbaik.
“Nyo corona ko lah menyebar lo ke seluruh dunia. Kalau konai sagalo masyarakat Kuansing, gawat lo kan (corona ini sudah menyebar ke seluruh dunia. Kalau semua masyrakat Kuansing tertular, bisa gawat),” kata Asri kepada bertuahpos.com, Rabu 3 Juni 2020.
Hal senada juga diungkapkan warga lain, Otu, yang beralamat di Desa Pebaun Hulu. Menurut Otu, Kuansing selama ini aman dari corona, namun mungkin akan banyak tertular kalau pacu jalur diadakan.
“Sosak-sosak di tribun penonton, konai sughang konai sagalo a (kalau penonton berdesak-desakan di tribun penonton, satu kena, semua akan tertular),” kata Otu.
Sebelumnya, Bupati Kuansing, Mursini membatalkan festival pacu jalur iven nasional di Tepian Narosa Teluk Kuantan.
Menurut Mursini, sangat sulit menerapkan protokol kesehatan di acara pacu jalur. Dengan penonton yang banyak, tidak akan ada protokol jaga jarak.
Dalam rapat Bupati dan Forkompimda dan OPD yang diupload akun Youtube GenPi Kuansing, Selasa 2 Juni 2020, Mursini menjelaskan bahwa penonton pacu jalur di Teluk Kuantan bisa 2/3 dari penduduk Kuansing. Penduduk Kuansing sendiri tercatat 200 ribu jiwa
“Jadi kalau cagak (meriam tanda pacuan sah dilepas) berbunyi, berdesak-desakan di tribun penonton,” ujar Mursini.
Belum lagi, lanjut Mursini, penonton dari kabupaten sekitarnya, seperti Indragiri Hulu, Kampar, Pelalawan, bahkan hingga provinsi Sumatera Barat.
“Jadi sangat susah menerapkan jaga jarak,” pungkas Mursini. (bpc2)