BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU– Peserta Festival Media (Fesmed) 2016 yang diselenggarakan AJI menyempatkan menonton film dokumenter berjudul Udin di Perpustakaan Wilayah (Puswil) Soeman HS, Pekanbaru, Riau, Sabtu (19/11/2016). Film ini menceritakan kisah seorang wartawan Fuad Muhammad Syafruddin atau yang akrab disapa Udin yang meninggal dalam tugas.
Film ini menarik simpati peserta yang juga selain pegiat media juga dari kalangan mahasiswa. Seperti yang dikatakan Rifdatu Fadillah, seorang mahasiswa UIN, menyadari menjadi wartawan itu bukanlah pekerjaan yang mudah. “Karena mereka mencari berita harus menghadapi berbagai cobaan, ” ungkap Rifdatu kepada kru Bertuahpos,Sabtu,(19/11/16)
Lain lagi dengan Sari Widya Ningrum, yang mengaku baru mengetahui tugas wartawan yang sebenarnya saat menonton Film Udin. Menurutnya seorang wartawan harus berani dalam memberikan informasi yang benar apapun resikonya. “Jangan takut menjadi wartawan,” tambah Sari selaku mahasiswa UIN.
Dan mahasiswa lainnya, Arjunis menyebut selain harus menghadapi cobaan ternyata menjadi wartawan ada enaknya. “Enaknya bisa meliput dimana-dimana,” katanya.
Seperti yang diketahui Udin, seorang wartawan yang meninggal karena di aniaya oleh orang yang tidak di kenal. Sebelum meninggal Udin kerap menulis artikel kritis tentang kebijakan pemerintah Orde Baru dan militer. Hingga saat ini kasus kematian udin tidak terselesaikan oleh pihak kepolisian.
Tidak hanya Udin. Insan pers lainnya hingga hari ini masih ada mengalami kekerasan selama menjalankan tugasnya. Seperti Ridwan Salamun juga meninggal dalam menjalankan tugasnya sebagai wartawan. Pada waktu itu terjadi tawuran di Maluku, Ridwan menjadi korban penganiayaan para pelaku tawuran saat Ridwan menjalankan tugasnya menjadi wartawan.
Bahkan bentakan, makian, hingga penganiayaan dari berbagai pihak seperti oknum Polisi dan TNI juga sering terdengar. Seperti kejadian tahun 2012 di Pekanbaru. Ketika tim TNI melakukan evakuasi bangkai pesawat yang jatuh di Kota Pekanbaru, Didik Herwanto seorang wartawan bersama beberapa jurnalis lainnya menjadi salah satu korban penganiayaan oleh aparat TNI. Berkat dukungan AJI,PWI, dan persatuan wartawan lainnya. Didik dan kedua korban penganiayaan mendapatkan keadilan dan aparat TNI diberikan hukum pidana.
Penulis: Vina