BERTUAHPOS. COM (BPC), PEKANBARU – Tercatat hingga september 2016, Badan Nasional Penanggulangan (BNPB) mencatat setidaknya terjadi 1.704 bencana di Indonesia. Lebih dari tiga juta jiwa menjadi korban, sebanyak 221.265 rumah rusak, 646 fasilitas kesehatan dan pendidikan hancur.
Bencana juga tidak hanya disebabkan alam dan perubahan iklim seperti longsor, gunung meletus, angin puting beliung, banjir dan air pasang. Tapi juga bencana karena campur tangan manusia seperti kecelakaan kebakaran hutan, konflik hingga terorisme.
“Kehadiran jurnalis saat kondisi bencana penting, tidak hanya menyampaikan informasi kepada publik tentang kondisi masyarakat korban bencana,” sebut Ahmad Arif, wartawan senior kompas selaku narasumber pada workshop Meliput Bencana di Perpustakaan Soeman Hs Sabtu, (19/11/2016).
Arif menyampaikan kalau liputan bencana, harus menyiapkan mental yang kuat. “Karena di lokasi bencana atau konflik harus siap dengan kejadian-kejadian tak terduga. Bahkan juga mempertaruhkan nyawa. Jadi harus siap mental,” katanya kepada peserta Festival Media (Fesmed) AJI 2016 tersebut.
Aris juga berpesan supaya para jurnalis ketika meliput bencana tidak melupakan tujuannya awalnya. Sebab bisa saja jurnalis terlena hingga luput melaporkan peristiwa-peristiwa penting. Seperti pengawasan terhadap penyaluran bantuan, atau kondisi para korban bencana, dan sebagainya.
Penulis : Ely