BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Kasus DBD di Provinsi Riau meningkat tajam. Pemberantasan sarang nyamuk harus dilakukan tepat sasaran agar jentik tidak berkembang biak. Selain bisa dilakukan dengan kerja bakti secara serentak di rumah masing-masing, pengentasan langsung ke titik sasaran juga harus dilakukan.Â
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir menyebut, ada banyak media yang menjadikan nyamuk aedes aegypti ini berkembang biak. Diantaranya bak kamar mandi, tempt penampungan air hingga air jebakan semut di bawah kaki meja bisa menjadi media nyamuk penyebab DBD berkembang biak.
Air jebakan semut biasanya diletakkan di bawah dekat kaki meja dalam sebuah tempat kecil. Jika di atas meja ada makanan, biasanya ibu-ibu rumah tangga selalu meletakkan air jebakan semut agar makanan di atas meja tidak bersemut. Jika dibiarkan dalam waktu lama, maka air ini bisa dijadikan nyamuk untuk bertelur dan menghasilkan jentik-jentik nyamuk DBD bersarang.
“Air pembuangan kulkas juga bisa menjadi tempat nyamuk bersarang. Tempat minum burung yang airnya jarang diganti. Air di pot bunga, wadah limpahan air dispenser, termasuk barang bekas di sekitar rumah seperti ban, kaleng, tempurung kelapa, botol, gelas air mineral, potongan bambu dan semua tempat yang bisa nenampung air,” kataya Senin, 4 Februari 2019 di Pekanbaru.
Dalam catatan Dinas Kesehatan Provinsi Riau, per 1 Februari 2019 jumlahnya sudah menyentuh angka 263 kasus. Sedangkan pada 1 Februari 2018 lalu jumlahnya hanya 158 kasus. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir menyebut terbanyak kasus DBD ditemukan di Kabupaten Inhu dengan jumlah keseluruhan hingga 1 Februari 2019 ada 73 kasus. Kemudian Bengkalis dengan 41 kasus, Pekanbaru 35 kasus, Siak 26 kasus, Dumai 23 kasus.
Selanjutnya di Kabupaten Kuansing terdapat 15 kasus warga terserang penyakit yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti ini. Lalu, di kabupaten Kampar ada 13 kasus, Pelalawan 12 kasus, Rokan hulu 10 kasus, Rokan hilir dan Indragiri Hilir masing-masing 6 kasus, dan paling rendah ditemukan di Meranti 3 kasus. “Intinya memastikan di sekitar rumah tidak ada jentik bersarang,” sambungnya. (bpc3)