BERTUAHPOS.COMÂ (BPC), BUKITTINGGI – Penasehat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) Sumatera Barat Fauzan Haviz, mendorong agar Pemerintah daerah tingkat dua di Sumatera Barat dapat menyediakan gelanggang pacuan kuda bertaraf nasional.Â
Untuk saat ini dari 19 Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat hanya ada 7 daerah yang memiliki gelanggang pacuan kuda. Seperti, Gelanggang Pacuan Kubu Gadang (Kota Payakumbuh), Bukik Ambacang (Kota Bukittinggi), Kandih (Kota Sawahlunto), Bukik Gombak (Tanahdatar), Pariaman, dan Solok. Sedangkan satu gelanggang pacuan di Kota Padang sudah tidak aktif lagi.Â
“Kita mendorong agar pemerintah daerah tingkat dua di Sumbar memiliki gelanggang pacuan kuda. Sampai kini di Sumbar hanya ada 7 gelanggang pacuan 1 diantaranya tidak aktif lagi, di Padang.
Kemudian dari 7 gelanggang pacuan yang ada hanya gelanggang pacuan Kandi di Kota Sawahlunto yang sudah bertaraf nasional,” jelas mantan Ketua Pordasi Sumatera Barat priodeÂ
Pemilik kuda Noor dengan Joki Herman ini juga meminta agar Pemerintah daerah dan Propinsi serta pusat agar memberikan anggaran yang tetap untuk setiap daerah untuk pelaksanaan event pecu kuda sekaligus pelestarian budidaya kuda di Sumatera Barat.
“Kenapa gelanggang pacuan kuda di Padang tutup, disamping ditutupnya rimbo Kaluang dan dijadikan Gor Agusalim, dan Tunggul Hitam kembali pada angkatan udara, juga karena tidak adanya perhatian Pemerintah daerah. Jadi kita mengharapkan mulai dari Pemerintah pusat, propinsi dan daerah memberikan anggaran tetap untuk pelaksanaan pacu kuda dan pelestarian kuda pacuan di Sumatera Barat,” pintanya menyebut siap mendaftarkan kuda pacuan bernama Santiro, diajang pacuan 7-8 Februari di Kubu Gadang, Payakumbuh.Â
Fauzan Haviz, yang memiliki puluhan ekor kuda pacu itu, menyebut harus ngotot untuk meminta keseriusan Pemerintah tingkat dua dalam pelestarian helat pacu kuda dan budi daya kuda pacu disetiap daerah. Hal itu, lebih didasari karena helat pacu kuda di Sumatera Barat sudah menjadi ciri khas rang Ranaminang.Â
Disamping itu, helat pacu kuda juga diyakini dapat menjadi pesona daya tarik bagi wisatawan lokal dan mancanegara untuk berkunjung ke Sumatera Barat. Apalagi, disampiakan Andi, begitu Fauzan Haviz akrab disapa diarena pacuan, bila saja setiap daerah menetapkan helat pacuan dalam kalender wisata tahunan.
Â
“Bila dibuatkan kalender wisata pacuan kuda tahunan, sehingga Dinas Pariwisata Sumbar bisa “menjual” event wisata itu disetiap promosi wisata dimana saja tidak terkecuali di luar negeri. Kalau jelas bulan, tanggal, tahun dan tempatnya, kemudian ada event lain yang menunjang disatu daerah, saya rasa turis akan berdatangan ke ranah bundo ini, dan ingat ini satu-satunya yang kita punya, kebaikan alam dan budaya,” jelas ayah dua anak itu. (khatik)