BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru melalui satelit Terra dan Aqua mendeteksi ada empat hotspot atau titik panas di Provinsi Riau, Kamis (14/01/2016). Jumlah ini lebih sedikit dari sehari sebelumnya yang terpantau lima titik.
Seperti yang disampaikan Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru, Slamet Riyadi kepada kru bertuahpos.com. “Hari ini ada empat, tiga di Kabupaten Pelalawan dan satu di Meranti,” katanya ketika dihubungi, Kamis (14/01/2016).
Sebanyak tiga hotspot di kabupaten Pelalawan, berada di kecamatan Kuala Kampar. Sedangkan satu hotspot di kabupaten Kepulauan Meranti berada di Kecamatan Tebing Tinggi.
Sedangkan untuk di Sumatera ada 10 hotspot yang terpantau. Selain empat titik di Riau, hotspot juga terdeteksi tiga di provinsi DI Aceh, tiga di provinsi Sumatera Utara (Sumut). Angka ini lebih sedikit dari Rabu (13/01/2016) BMKG Stasiun Pekanbaru yang mencatat ada 19 titik api atau hotspot di Sumatera. Lima titik api di antaranya berada di Provinsi Riau.
Namun dari empat titik api yang terdeteksi satelit Terra dan Aqua BMKG Stasiun Pekanbaru yang tingkat kepercayaannya di atas 70 persen tidak ditemukan. “Yang di atas 70 persen tingkat kepercayaannya, nihil hotspot,” jelas Slamet.
Sedangkan untuk prakiraan cuaca, Slamer menyebut wilayah Riau bagian pesisir memang rawan kebakaran lahan dan hutan (Karlahut). Sebab wilayah tersebut telah memasuki masa kering diperalihan musim hujan ke kemarau. Sedangkan Riau bagian Barat, Tengah, dan Selatan masih berpeluang diguyur hujan terutama di sore hingga malam hari.
Meski ada hotspot di Provinsi Riau belum mempengaruhi jarak pandang atau kualitas udara. Pantauan kru bertuahpos.com di Papan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) depan Kantor Wali Kota Pekanbaru meenunjukkan kualitas udara di level baik.
Lalu Aktivitas di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Provinsi Riau juga berlangsung normal. Seperti yang diberitakan pada 2016, Pemerintah Provinsi Riau telah menganggarkan senilai Rp132 miliar yang tersebar di beberapa satuan terkait, di antaranya dinas perkebunan, kehutanan, kesehatan, sosial, Badan Penanggulangan Bencana daerah, dan Badan Lingkungan Hidup untuk mencegah karlahut terjadi lagi. (Riki)