BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU TEMPO DULU – Sejak malam hari, aktifitas bongkar muat para pedagang sudah terlihat di pinggir Jalan Tuanku Tambusai, Pekanbaru. Lokasi itu tidak jauh dari pasar tradisional Cik Puan. Aktifitas para pedagang ini dulunya hampir terjadi setiap malam.
Pasar tradisional itu dulu dikenal masyarakat dengan pasar rakyat. Setelah aktifitas transaksi jual beli berlangsung pada malam hingga subuh, pagi harinya para pedagang kembali membuka lapak sekitar pukul 05.00 pagi sampai siang.
Ketika pagi menjelang, masyarakat dari segala penjuru di Pekanbaru pasti pernah mampir dan berbelanja di pasar ini. Pasar rakyat itu menjual beragam kebutuhan rumah tangga, seperti sembako, barang pecah belah, pakaian, ikan, dan beragam jenis kebutuhan masyarakat lainnya.
“Nuansanya dulu sangat berbeda,” ujar Manan, warga Jalan Tuanku Tambusai, Pelanbaru. Kalau dulu, usai azan subuh, aktifitas di pasar sudah sangat ramai. Dulu hampir rata bangunan kios di kawasan pasar itu terbuat dari kayu dan papan. (Baca: Potret Buram Pasar Cik Puan yang Termakan Masa)
Dilokasi itu juga dijadikan sebagai terminal dalam kota. Terminal Mayang Terurai namanya. Hadirnya terminal ditempat ini, juga karena banyak masyarakat yang memilih Pasar Cik Puan sebagai tempat belanja. “Istilahnya, pasar induk walau tanpa status,” sambungnya.
Tahun 1980-an, selain Pasar Cik Puan, juga sudah ada pasar Dupa, Pasar Kodim dan Pasar Bawah. Namun Pasar Cik Puan tetap jadi primadona karena letaknya yang sangat strategis. “Dulu itu batas Jalan Tuanku Tambusai hanya sampai Jalan KH Ahmad Dahlan atau Jalan Pelajar,” kata Ujang, Warga Jalan Durian Pekanbaru.
Sebab itulah Pasar Cik Puan menjadi tempat pemberhentian, dan aktifitas masyarakat sangat banyak disekitar pasar tersebut. Angkutan umum seperti oplet, setiap jam mengangkut penumpang dan berhenti di Terminal Mayang Terurai. Apalagi masyarakat dari Kecamatan Tampan. Sebab dahulunya Pasar Selasa belum berdiri.
Selain itu, truk dan pickup yang mengangkut sayur dari daerah Sumatera Barat dan Sumatera Utama juga berlabuh di tempat ini. Aktifitas bongkar muat, terjadi tanpa henti.
Hilir mudik kendaraan silih berganti mengangkut penumpang yang ingin mencari kebutuhan rumah tangganya. “Lebih kurang seperti itulah suasana Pasar Cik Puan tempo dulu. Sangat ramai. Jika diingat dulu lebih seru rasanya, dibanding sekarang,” tambahnya.
Penulis: Aldilla Hamama Putri