BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Menjelang Pilkada serentak yang berlangsung pada Desember mendatang, mendapat tanggapan dari ketua DPP Perhimpunan Pemuda Riau Yusroni Tarigan. Dirinya mengatakan, disaat para calon pilkada melakukan kampanye, akan muncul beberapa permasalahan yang biasa terjadi dalam pesta demokrasi tersebut.
“Dalam proses berdemokrasi dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah tentunya berbagai fenomena akan muncul, politik uang (money politic), black campaign mulai dari unsur sara, rasis, rasa isme kesukuan, isme budaya atau bahkan isme keagamaan. Dan ini adalah faktor yang merusak dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah bahkan akan menghancurkan rasa gotong royong, rasa kekeluargaan dan persaudaraan,” katanya, Sabtu (21/11/2015)
Ia menambahkan, saat ini masih ada masyarakat yang yakin bahwa pilkada langsung memiliki peluang lebih besar melahirkan pemimpin yang berkompeten dan berintegritas. Hal ini dinilai lebih baik jika di banding dengan pemilihan melalui DPRD yang akan melahirkan raja-raja kecil. “Terjadinya politisasi birokrasi, biaya tinggi, rawan konflik, pranata demokrasi belum memadai,” ujar Roni.
Titik kewaspadaan pelaksanaan pikada serentak, kata Roni adalah potensi konflik serentak atau bahkan kerusuhan serentak. Penyebabnya sendiri antara lain pemutakhiran data yang tidak akurat, mobilisasi masa birokrasi yang di intervensi, money politic, dan lain sebagainya.
“Untuk mengantisipasi terjadinya Konflik ini harus di tingkatkan konsolidasi serius aparat keamanan dan strategi pengamanan harus diperbaharui,” sarannya.
Untuk itu, pokok penyelenggaraan pikada serentak di 9 kabupaten kota di Riau adalah penegakan hukum secara riil dan komitmen penyelenggaran oleh KPUD dan Bawaslu atau Panwaslu sesuai dengan azaznya Pikada Luber serta Jujur dan adil.
“Pikada ini merupakan simbol bagi pelaksanaan demokrasi. Masyarakat yang bijak dan berintegritas merupakan elemen yang terpenting dalam berdemokrasi dalam penyelenggaraan pikada untuk kepemimpinan yang mulia,” tutupnya. (iqbal)