BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Wakil Walikota Pekanbaru, Ayat Cahyadi menyatakan akan tetap menunggu arahan partai untuk maju di Pilwako Pekanbaru 2017 mendatang. Sejauh ini, PKS belum mengambil keputusan untuk nomor satu atau nomor dua kembali.
Meski berharap masih kembali dipinang Walikota Pekanbaru Firdaus, namun DPW PKS tidak akan menunggu lama. Saat ini PKS tengah menyosialisasikan 3 nama kader yang akan diusung ke Pilwako Pekanbaru.
Ketiganya yakni Wakil Walikota Pekanbaru Ayat Cahyadi, Ketua DPD PKS Pekanbaru Sofyan Siroj dan Wakil Ketua DPD PKS Pekanbaru Dian Sukheri.
Namun diprediksi, DPW PKS akan mengusung Ayat Cahyadi membidik kursi Walikota Pekanbaru. Namun untuk mencapai itu tidak mudah, karena mau tidak mau PKS harus berkoalisi dan mendapatkan dukunga dari partai-partai penguasa.
Karena untuk saat ini, PKS hanya punya 3 kursi di DPRD Kota Pekanbaru, terbanyak Golkar dengan 7 kursi, menyusul Demokrat dengan enam kursi, PDI-P dan PAN lima kursi.
Namun berdasarkan survei dari PKS, Ayat Cahyadi masih memegang poling tertinggi. Jika tidak direspons Firdaus, kemungkinan besar PKS akan memajukan Ayat Cahyadi menuju nomor satu.
“Ditunjuk jadi nomor satu saya siap, jika jadi nomor dua lagi saya juga siap,” kata Wakil Walikota Pekanbaru, Ayat Cahyadi.
Pusat Studi Sosial Politik (Puspol) Indonesia merilis hasil survei yang menggambarkan kecenderungan warga lebih suka memilih pemimpin baru dalam pemilihan Wali Kota Pekanbaru awal 2017 mendatang. Hasil survei menunjukkan warga tidak puas terhadap kinerja Walikota Pekanbaru saat ini.
Puspol Indonesia melakukan survei 15 Maret hingga 1 April 2016. Jumlah responden yang disurvei secara acak sebanyak 1.007 orang yang tersebar di 12 kecamatan dengan margin error 3 persen.
Direktur Puspol Indonesia Ubedilah Badrun mengungkapkan, 35 persen warga Pekanbaru tidak puas dengan kinerja Pemkot Pekanbaru, 2 persen sangat tidak puas, 36 persen menilai biasa saja, dan hanya 15 persen merasa puas atas program pemerintahan.
“Survei mencerminkan kekecewaan warga terhadap pemerintahan Pekanbaru saat ini. Penyebabnya antara lain apa yang dijanjikan pemimpin kota di awal masa jabatan tidak terpenuhi,” kata Ubedilah.
Dari wawancara yang dilakukan Puspol Indonesia, terungkap 53 persen warga menginginkan pemimpin baru. Wali Kota Pekanbaru hasil pilkada 2017 diharapkan membawa perubahan dan mampu menjawab berbagai persoalan ekonomi, sosial, dan infrastruktur yang masih memprihatinkan.(yan)