BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – SMAN 1 Pekanbaru akan melaksanakan PKL siswanya ke Desa Tanjung Belit, Kecamatan Siak Kecik, Bangkalis pada 9 sampai 12 April 2018. Agenda ini menghabiskan dana sekitar Rp315 juta dan itu dibebankan ke siswa sebesar Rp850 per orangnya.
Belakangan ini dikeluhkan oleh beberapa wali murid karena sejumlah dana itu dianggap tidak logis. Menurut Pengamat Pendidikan Zakiman, sekolah memang diberikan kebebasan untuk melaksanakan kegiatan pendidikan di luar sekolah, asal wajar dan mendapatkan persetujuan dari wali murid.
“Sebenarnya praktik kerja lapanhan dari sisi edukasinya memang penting. Cuma jangan sampai itu menjadi kedok untuk mencari duit, atau sebagai kedok untuk menarik dana dari murid,” katanya saat dihubungi bertuahpos.com Kamis 8 Maret 2018.
Zakiman meluruskan, masalah PKL seperti ini ada baiknya dibicarakan bebas dengan orang tua murid. Dengan demikian orang tua murid sendiri paham kalau PKL itu penting dan biayanya bisa disesuaikan.
“Orang tua saya rasa juga mengerti dan tahu. Artinya kita dalam memberantas barang kali mengarah pada tindakan yang tidak benar bisa diselesaikan, dan hal penting tidak terkorbankan hanya karena kita takut dituduh,” ujarnya.
Dia menambahkan, yang dialami dunia pendidikan saat ini seperti menelan buah simalakama. Dilakukan takut dituding menyimpang, tidak dilakukan ini penting untuk pendidikan.
Baca: Soal PKL Siswa Habiskan Duit Rp315 Juta, Ini Kata Kepsek SMAN 1 Pekanbaru
“Orang tua sekarang juga cemas. Misal di lakukan seperti PKL ini, apa iya untuk itu, ada keraguan. Kalau tidak dilakukan jadi apa anak kita. Jadi jangan sampai hanya karena ketakutan kita pada masalah dana, hal penting malah tidak dilaksanakan,” sambungnya.
Dia menawarkan solusi bisa dicari dengan cara duduk bersama antara pihak sekolah dan wali murid. Makanya terhadap masalah seperti ini juga tidak hanya sebatas sekolah dan wali murid yang mengerti, tapi semua elemen masyarakat juga harus paham dan mengerti tentang kondisi pendidikan di Riau ini.
Pihak SMAN 1 Pekanbaru membebankan dana Praktik Kerja Lapangan (PKL) ke siswa sebesar Rp850 ribu per siawa.
Pihak sekolah rencananya akan memberangkatkan sekitar 377 siswa ke Desa Tanjung Belit, Kecamatan Siak Kecik, Bengkalis. Rencana PKL ini akam berlangsung sepama tiga hari-tanggal 9 sampai 12 April 2018 nanti.
Masalah ini ternyata menjadi keluhan oleh seorang wali murid. Sebab dana sebesar Rp850 ribu itu terasa memberatkan. Selain itu kegiatan PKL yang diselenggarakan oleh pihak SMAN 1 Pekanbaru terkesan dipaksakan.
“Biasanya kalau SMA kan tak ada PKL. Setahu saya PKL hanya untuk SMK,” katanya saat mengadukan masalah itu ke bertuahpos.com, Kamis 8 Maret 2018.
Data yang berhasil dihimpun bertuahpos.com, total biaya keseluruhan dari kegiatan ini menghabiskan anggaran sebesar Rp315 juta. Jika dibagi dengan jumlah siswa yang berangkat idealnya Rp835 ribu lebih perorangnya, namun pihak sekolah membuatkan sebesar Rp850 ribu untuk setiap siswa.
Selain itu, salah satu agenda yang akan diikuti oleh para siswa yakni kunjungan ke PT. Indah Kiat namun biaya minum dari kegiatan itu juga dibebankan ke siswa sebesar Rp45 ribu per siswa dengan total keseluruhan Rp1,1 juta.
“Ini juga salah satu yang mengganjal menurut saya. Setahu sata kalau kunjungan ke perusahaan biaya konsumsinya bukan siswa yang tanggung. Apalagi sekelas PT. Indah Kiat. Makanya aneh jadinya.” katanya.
Bertuahpos.com juga menerima aduan tiga wali murid yang mengeluhkan hal serupa. Mereka keberatan dan sedikit terbeban dengan adanya kegiatan PKL itu. Hal lain yang menjadi keluhan yakni pada biaya konsumsi total 377 siswa sebesar Rp94,2 juta lebih. Konsumsi panitia guru sebesar Rp8 juta, konsumsi supir bus dan kenek Rp6 juta, snack di jalan Rp4,3 juta untuk total selama tiga hari itu.
“Kalau dari pengalaman anak saya tahun lalu, waktu mereka ke Sumbar, sarapan pagi hanya mie rebus dan makan siangnya hanya nasi bungkus Rp8.000. Kalau seperti ini kan tidak sesuai dengan biaya yang dibebankan ke siswa,” sambungnya.
Seorang guru di SMAN 1 mengatakan kalau kegiatan PKL seperti ini berlangsung hampir setiap tahun. “Kalau kegiatan seperti ini memang setiap tahun diadakan,” katanya. (bpc3)