BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU– Pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial telah memaparkan ingin mengganti nama beras miskin (raskin) menjadi beras sejahtera atau rastra. Selain nama nantinya distribusi rastra ini menjadi 14 kali dalam setahun, lebih banyak dari tahun 2015 yang penyaluran regulernya hanya 12 kali.
Kepala Bidang Pelayanan Operasional Badan Urusan Logistik (Bulog) Divre Riau dan Kepulauan Riau (Kepri), Tommy Despalingga, kepada kru bertuahpos.com menyampaikan sudah mendapat informasi tersebut. Hanya saja saat ini pihaknya menanti surat resmi beserta pagu resmi raskin tahun 2016. “Kita masih tunggu keputusan resmi, termasuk jumlah Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTSPM) dan pagu raskin tahun 2016,” katanya, Senin (11/01/2015).
Tomy menuturkan pihaknya tidak mempersoalkan raskin yang berganti nama jadi rastra. Bulog Riau dan Kepri selalu siap melakukan distribusi beras bagi masyarakat pra sejahtera ini. “Dari informasi yang terima, Kemensos ingin menghilangkan image raskin. Makanya diusulkan jadi rastra, tapi kita tunggu Surat resmi dari pemerintah. Kita hanya sebagai operator,” tuturnya.
Kendati pagu raskin tahun 2016 belum diterima, Tomy memperkirakan jumlah RTSPM tidak berbeda dengan tahun 2015. “Angkanya tetap, hanya peruntukannya berbeda. Karena ada keluarga yang sudah tidak miskin lagi atau tidak tinggal di titik distribusi lagi,” katanya.
Untuk penyaluran raskin tahun 2015, Bulog Riau dan Kepri telah menyalurkan raskin 100 persen dengan pagu wilayah Riau Kepri pertahunnya 52.629.840 kilogram. Jumlahnya 15 kilogram untuk setiap RTS per bulan di tiap titik distribusi, dengan harga tebus Rp1.600 per kg. “Sekarang tinggal piutang raskin, masih ada beberapa wilayah yang belum lunas. Kita harapkan agar piutang raskin segera diselesaikan, kalau tidak kita tidak akan salurkan untuk yang tahun 2016,” sebutnya.
Sebelumnya Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, mengungkapkan penggantian nama beras bantuan bagi masyarakat miskin atau beras miskin (raskin) menjadi beras sejahtera atau rastra. Menurut Khofifah, penggantian nama ini untuk mengubah pemikiran yang sebelumnya beras ini untuk menbantu masyarakat miskin, agar kini beras yang disubsidi pemerintah untuk mengubah kehidupan masyarakat menjadi lebih sejahtera. (Riki)