BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, tidak ingin memberikan komentar banyak terkait banyaknya hutang Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Riau yang menunggak hutang Besar Miskin (Raskin) kepada Badan Urusan Logistrik (Bulog) Dirve. “Nanti, saya cek dulu. Kalau saya komentar nanti salah,” katanya.
Sebelumnya pada tahun 2015 lalu, Badan Bulog Divre Riau dan Kepulauan Riau (Kepri) mendistribusikan raskin reguler sebesar 100 persen. Ternyata sejumlah daerah di Provinsi Riau masih punya hutang raskin tahun itu.
Pihak Bulog mencatat jumlah piutang beras untuk masyarakat miskin di Riau itu yang belum dibayar, bahkan mencapai Rp 2,8 miliar
Andi Rachman mengaku belum mendapat kabar tentang hal itu. Hingga saat ini laporan atau aduan dari pihak Bulog sendiri belum sampai ke dirinya. “Yang jelas suratnya belum sampai ke kami. Nanti kami lihat dulu,” sambungnya. Namun demikian dia juga tidak memberikan penjelasan, apakah Pemerintah Provinsi Riau akan memberikan tindakan tegas kepada sejumlah kabupaten/kota yang tidak patuh membayarkan kewajibannya.
Pihak Bulog regional Riau sendiri mengancam tidak akan menyalurkan bantuan beras miskin, jika Pemerintah Provinsi Riau tidak melunasi pembayaran tunggakan piutang raskin tahun 2015 lalu. Artinya, jika masalah ini tidak segera diambil sikap tegas oleh Pemerintah Provinsi Riau, jatah beras untuk masyarakat miskin di Riau tahun ini akan tertahan.
Kepala Bidang Operasional Bulog Riau Kepri, Tomy Despalingga menyampaikan hampir semua kabupaten/kota di Riau memiliki tunggakan raskin. “Kuansing ada, Rohul Kampar juga. Yang paling tinggi hingga di sub divre Bengkalis yang membawahi tiga daerah Bengkalis, Meranti, dan Siak, piutangnya Rp 1,31 miliar. Tetapi semua piutang sedang dalam proses pelunasan,” katanya.
Tomy mengharapkan pemerintah daerah bisa memerintahkan pada petugas kelurahan membayarkan hutang tersebut kepada pihaknya. Sehingga penyaluran raskin pada 2016 tidak terhambat, sebab pihaknya tidak akan menyalurkan raskin bila piutang yang ada belum lunas. “Karena dengan piutang yang besar sangat mempengaruhi operasional bulog sendiri. Tentunya kita harap piutang ini segera dilunaskan,” sebutnya.
Bila piutang tak kunjung dilunaskan dikhawatirkan wilayah Riau rawan gejolak harga beras. Disebabkan jika realisasi raskin tertahan maka masyarakat kecil sebagai Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTSPM) program ini akan membeli beras komersil, sehingga mengganggu kestabilan harga akibat pasokan beras komersil berkurang.
Untuk pagu raskin tahun 2016, Tomy menyebutkan masih menanti Surat dari pemerintah pusat. “Jumlah pagu dan RTSPM tahun 2016 memang kita belum dapat. Tetapi dari informasi yang saya dapat jumlahnya tidak berubah dari tahun sebelumnya,” kata Tomy. (Melba)