BERTUAHPOS.COM — Sektor wisata dan perhotelan dianggap paling terdampak terhadap kebijakan efisiensi anggaran Pemerintah Daerah (Pemda) di APBD 2025. Terlebih, jika di daerah, sektor wisata dan perhotelan cukup bergantung pada kegiatan pemerintah.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Riau, Nofrizal, mengatakan suka tidak suka, kondisi ini harus dilalui. Oleh sebab itu, bisnis perhotelan perlu mengembangan berbagai inovasi agar tetap bisa bertahan.
“Salah satu yang paling terdampak adalah pariwisata dan bisnis perhotelan. Namun, kita harus menanggapinya dengan positif,” katanya di Pekanbaru.
Nofrizal mengingatkan, para pebisnis hotel dan pariwisata di daerah jangan terjebak dalam kepanikan yang berlarut-larut. Berbagai peluang perlu ditangkap, salah satunya dengan pengembangan inovasi program dan paket-paket wisata.
Menurutnya, industri perhotelan harus menyiapkan strategi baru, meningkatkan efektivitas kerja, dan tetap menjaga kualitas pelayanan kepada konsumen. Dengan begitu, ketergantungan masyarakat terhadap sektor akomodasi tetap terjaga.
Dia menyebut, meski efisiensi anggaran dapat berdampak pada sektor perhotelan dan pariwisata, hal ini seharusnya menjadi dorongan bagi pelaku usaha untuk terus berinovasi dan mengembangkan strategi baru guna mempertahankan pangsa pasar.***