BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk KB) Kota Pekanbaru mencatat angka stunting mencapai 8,7 persen pada tahun 2023 berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI).
Data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasiskan Masyarakat (e-PPGBM) menunjukkan angka stunting tertinggi berada di Kecamatan Limapuluh, dengan 40 balita stunting hingga Maret 2024.
“Jumlah balita yang sedikit di Senapelan, hanya 2 balita. Total anak stunting berdasarkan pengukuran di posyandu sebanyak 221 orang hingga Maret lalu,” ujar Kepala Disdalduk KB, Muhammad Amin, Kamis 30 Mei 2024.
Amin menyatakan bahwa pemerintah kota terus berupaya menurunkan prevalensi stunting. Untuk itu, Pemko Pekanbaru membutuhkan anggaran sekitar Rp 40 miliar.
“Tahun ini, anggaran yang dibutuhkan untuk penanganan stunting sekitar Rp 40 miliar. Anggaran ini disebar ke OPD yang berkaitan dengan penanganan stunting,” jelasnya.
Lebih lanjut, Amin menjelaskan bahwa program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) kini dikembangkan tidak hanya untuk anak stunting, tetapi juga mencakup calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, anak di bawah dua tahun, dan anak di bawah lima tahun.
“Program BAAS sudah saya konsultasikan kepada Pj wali kota. Kami akan merekapitulasi pihak-pihak yang akan terlibat dalam program BAAS ini,” tambahnya.
Pemerintah Kota Pekanbaru berkomitmen untuk menangani stunting secara komprehensif dan berkelanjutan, dengan melibatkan berbagai pihak dan mengoptimalkan program-program yang ada. Upaya ini diharapkan dapat menurunkan angka stunting dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak di Pekanbaru.