BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Seiring berjalan waktu, produsen kain songket di Pekanbaru, Riau dihadapkan pada tantangan lebih besar dalam produksinya, terutama pada masalah SDM dan bahan baku.
Faktanya, seiring dengan berkembangnya industri UMKM, produksi kain songket tidak hanya dihadapkan pada persaingan pasar, tetapi juga pada perubahan pola pikir generasi muda, yang dikhawatirkan akan menggerus kualitas SDM.
Apalagi tak banyak generasi muda yang tertarik mengembangkan bakat menenun.
“Kalau untuk tenun ini kan cara produksinya berbeda dari kebanyakan produk UMKM lainnya. Tentu saja ini menjadi tantangan tersendiri bagi kita,” kata Owner Tenun Wan Fitri, Wan Mirdayati di Pekanbaru.
Menurutnya, menenun kain songket membutuhkan keahlian tangan yang terampil, kesabaran, dan ketekunan.
Namun, generasi muda saat ini cenderung menginginkan hasil instan dan kesulitan untuk menetap dalam satu bidang.
“Kendala SDM inilah yang harus dihadapi ke depannya,” tuturnya.
Selain masalah SDM, kendala lain yang dihadapi Wan Mirdayati, adalah minimnya ketersediaan bahan baku di tingkat distributor. Mulai dari keterbatasan jenis bahan, hingga minimnya stok warna, yang tidak sesuai dengan permintaan pelanggan, menjadi masalah serius.
Dengan berbagai tantangan ini, para produsen kain songket perlu mencari solusi inovatif untuk mengatasi perubahan preferensi generasi muda, meningkatkan keahlian SDM, dan memperluas jaringan pemasaran agar produk mereka tetap relevan dan bersaing di pasar UMKM yang terus berkembang.***