BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – 3 Juli 1883, Abdoel Moeis dilahirkan di Sungai Puar, Agam, Sumatera Barat. Dia merupakan anak seorang demang yang keras menentang Belanda.
Sempat mengenyam pendidikan dokter di Stovia, Abdoel Moeis kemudian beralih menjadi seorang wartawan. Tahun 1905, dia bekerja sebagai dewan redaksi di majalah Bintang Hindia.
Abdoel Moeis sempat berkali-kali berganti media, hingga pada tahun 1913 dia menjadi pemimpin redaksi Harian Kaoem Moeda. Dia juga bergabung bersama Sarekat Islam.
Abdoel Moeis melalui Sarekat Islam mulai melakukan gerakan yang menentang pemerintahan Hindia Belanda. Dia sempat dipenjara karena dituduh menghasut rakyat.
Tahun 1923, Abdoel Moeis berkunjung ke Padang, dan mengumpulkan ninik mamak. Dia mengajak ninik mamak menentang pajak yang memberatkan rakyat Minangkabau.
Akibat aksinya, pemerintah Hindia Belanda melarangnya masuk ke Sumatera Barat, dan dia diasingkan di Garut, Jawa Barat. Saat pengasingan inilah, Abdoel Moeis menyelesaikan novelnya yang terkenal, ‘Salah Asuhan’. (bpc4)