BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Januari 1965, Presiden Soekarno melakukan lawatan kenegaraan di Jepang. Namun, saat akan kembali ke Indonesia, bagian keamanan memberitahukan bahwa rute kembali seperti Okinawa, Hongkong, dan Manila tidak aman.
Pesawat Presiden mempunyai rute lain, yakni menghindari terbang diatas tiga kota tersebut, dan terbang lurus dari Tokyo langsung ke Biak, Papua. Ini artinya, pesawat presiden akan terbang tanpa henti melewati Samudera Pasifik.
Soekarno segera memanggil sang pilot yang bernama Kapten Partono. Soekarno mempertanyakan apakah sang pilot mampu membawa pesawatnya melewati rute langsung Tokyo-Biak.
Lazimnya, penerbangan langsung seperti itu, haruslah didahului dengan beberapa kali penerbangan penjajakan. Apalagi, pesawat tersebut membawa presiden.
Tak disangka, Kapten Partono menyanggupinya. Maka, tanpa persiapan sebelumnya, penerbangan pesawat Kepresidenan RI dilakukan diam-diam dengan rute Tokyo-Biak.
Penerbangan ini dilakukan pada malam hari pada tanggal 20 Januari 1965, dan tiba dengan selamat di Biak pada subuhnya. Dari Biak, Presiden Soekarno pindah pesawat dan terbang ke Jakarta dengan selamat.
Atas keberanian Kapten Partono mengambil resiko, Kapten Partono diangkat oleh Soekarno jadi Menteri Perhubungan dalam Kabinet Dwikora. Partono menjabat dari 2 April 1965 sampai 28 Maret 1966, dikutip dari Historia.id. (bpc4)