BERTUAHPOS.COM — Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito mengatakan agar menghentikan vaksinasi jika memang terdapat efek samping serius, apalagi kematian.
“Penghentian vaksinasi dilakukan untuk kepentingan investigasi,” ungkapnya dalam sebuah webinar pada Sabtu, 16 Januari 2021.
Penny tidak menjelaskan secara spesifik siapa pihak yang akan bertanggungjawab jika vaksin menimbulkan efek serius.
Dia hanya memaparkan surveilans dan kajian KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) dilaksanakan oleh Komite Nasional/Komite Daerah KIPI.
Alur penanganan KIPI juga telah diatur dalam Permenkes Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Vaksin.
Misalnya, laporan berasal dari masyarakat disampaikan kepada Puskesmas untuk diteruskan ke Dinkes Kabupaten/ Kota secara segera hingga pada akhirnya
Menurut Penny, alasan efikasi vaksin Sinovac yang menjalani uji klinis Fase III di Indonesia berbeda dengan Turki atau Brasil.
Dia mengatakan perbedaan efikasi dipengaruhi oleh berbagai faktor. Misalnya uji klinisi di Brasil, seluruh relawan merupakan tenaga medis.
Sedangkan di Turki adalah tenaga kesehatan sebesar 20% dan pekerja berisiko tinggi tertular sebesar 80%.
Selain itu, aktivitas relawan setelah menerima vaksin dan kondisi kasus di sebuah wilayah juga mempengaruhi efikasi.
“Sementara di Indonesia dibuka untuk umum. Jadi merefleksikan kondisi masyarakat secara umum. Itu akan sangat berbeda dampaknya ke efikasi,” ujarnya.
Di sisi lain, Penny menyampaikan vaksin Sinovac aman berdasarkan data uji pada hewan dan manusia, mulai dari uji klinis Fase I hingga III di Indonesia, Turki, dan Brasil.
Efek samping dari vaksinasi yang ditimbulkan oleh vaksin Sinovac juga bersifat ringan, seperti nyeri, iritasi, kemerahan, dan pembengkakan.
Video
Seperti diketahui, sebanyak 23 orang meninggal dunia di Norwegia, setelah disuntik vaksin besutan Pfizer/BioNTech.
Menurut Anadolu Agency sebagaimana dilansir dari kontan.co.id, 13 kematian di antaranya kemungkinan terkait dengan efek samping vaksin.
Terkait informasi ini juga sudah dikonfirmasi oleh pihak berwenang negara itu pada 14 Januari 2021.
Menurut Badan Pengawas Obat Norwegia, kesemua 13 orang tersebut berusia di atas 80 tahun.
Bahwa, efek samping umum dari vaksin Pfizer/BioNTech, seperti demam dan mual, mungkin telah menyebabkan kematian beberapa pasien lanjut usia.
Direktur medis BPOM Norwegia Steinar Madsen, mengatakan kepada penyiar nasional NRK, bersama dengan 13 kematian, ada pula sembilan kasus efek samping yang serius, sementara ada tujuh kejadian efek samping yang tidak terlalu serius.
Norwegia memulai vaksinasi Covid-19 bulan lalu, tepat setelah vaksin Pfizer/BioNTech disetujui oleh European Medicines Agency.
Menurut data yang dirilis oleh pelacak OurWorldInData yang berbasis di Inggris, hampir 33.000 orang sejauh ini telah menerima dosis vaksin Covid-19 di negara tersebut.
Angka terbaru menunjukkan beban kasus virus corona Norwegia saat ini mencapai 57.736, termasuk 511 kematian. (bpc2)