BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Ancaman resesi semakin dalam justru terjadi di tengah dana pemerintah masih mengendap sebanyak Rp239 triliun di perbankan.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyoroti ini dengan mengemukakan pandangannya terhadap realisasi APBD, yang menurutnya belum terserap maksimal. “Kita semua tahu waktu sangat mepet. Hanya tinggal dua bulan menuju akhir tahun,” ujarnya.
Mengutip Bisnis,com, Per Oktober 2020, Kementerian Keuangan mencatat total saldo dalam rekening kas umum daerah masih berjumlah sekitar Rp239 triliun. Artinya, dana itu ada perbankan tempat penyimpanan kas daerah. Dengan kata lain, sebagian dari dana tersebut diletakkan di bank sentral.
Suahasil meminta agar pemerintah daerah bisa mendorong belanja di sisa akhir tahun ini. Pasalnya, belanja daerah merupakan komponen penting dalam mendorong pemulihan ekonomi. Pada APBN tahun anggaran 2021, transfer dana ke daerah dan desa ditetapkan sebesar Rp795,5 triliun.
Melihat angka tersebut, ironi jika negara terus berada dalam ancaman resesi yang semakin dalam. Dia menambahkan, jumlah tersebut setara dengan sepertiga total APBN 2021, diharapkan bisa digelontorkan untuk belanja dan mendorong pendapatan masyarakat di desa.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menyampaikan penyerapan dan realisasi anggaran daerah memang masih menjadi perhatian dan tantangan ke depan.
Dalam mendorong pemulihan ekonomi, katanya, peran dari pemerintah sebagai agent of development sangat diharapkan, termasuk pemerintah daerah.
“Karena aktivitas belum normal, sehingga banyak dana-dana yang masih berada di perbankan belum masuk ke sektor riil, sehingga dana tersebut masuk ke BI,” jelasnya. (bpc2)