BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Perjanjian Sunda-Portugis adalah perjanjian antara Kerajaan Sunda dan Portugis.
Pada awal abad ke-16, Kerajaan Demak semakin kuat dan mempunyai pengaruh luas di pantai utara Jawa. Pelabuhan penting, seperti Cirebon sudah dikuasai Demak.
Sementara, Kerajaan Banten juga semakin kuat. Pelabuhan Banten juga semakin penting bagi perdagangan.
Sementara, Kerajaan Sunda semakin lemah. Peranan pelabuhan Sunda Kelapa juga melemah.
Raja Sunda, Sri Baduga, kemudian mengirimkan utusan ke benteng Portugis di Malaka. Utusan ini dipimpin oleh putera mahkota, Surawisesa.
Utusan ini tiba di Malaka pada tahun 1521. Isinya adalah permintaan kerjasama dagang antara Kerajaan Sunda dan Portugis.
Portugis diberikan hak berdagang, terutama lada, dan mendirikan benteng di Sunda Kalapa. Sunda juga akan memberikan 350 kuintal lada kepada Portugis setiap tahunnya.
Namun, sebagai imbal baliknya, Portugis harus membantu Sunda menghadapi musuhnya, terutama Demak.
Dilansir dari situs Kemendikbud, tahun 1522, Portugis mengirimkan perwakilannya, Henrique Lemé ke Kerajaan Sunda untuk mengadakan perjanjian.
Perjanjian Sunda-Portugis akhirnya ditandatangani pada 21 Agustus 1522. Dari pihak Kerajaan Sunda, ditandatangani oleh Surawisesa, sementara Portugis diwakili oleh Henrique Lemé.
Namun, karena masalah di Goa, Portugis tak pernah datang ke Sunda Kelapa untuk membangun benteng. Sunda berperang sendiri melawan musuhnya, dan Sunda Kelapa akhirnya jatuh ke tangan Demak. (bpc4)