BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Keputusan Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru untuk tidak menggelar pawai takbir hari raya Idul Fitri tahun ini banyak dipertanyakan, terutama dari para Tokoh Melayu.
“Syiar Islam itu harus senantiasa dikumandangkan. Kita mayoritas Islam. Melayu identik dengan Islam. Seharusnya dibuat lebih gemah ripah,” ujar Tengku Muhammad Amin salah seorang Tokoh Melayu yang ada di Kota Pekanbaru.
Kepada bertuahpos.com, pria yang akrab disapa Amin ini menuturkan pawai takbir merupakan adat budaya yang sudah turun temurun. Sehingga pawai takbir menyambut hari raya Idul Fitri harusnya digelar tiap tahunnya.
“Harus (diadakan), itu sudah adat budaya kita turun temurun, mengapa sekarang syiar agama kita dipersempit?” tuturnya Jumat 31 Mei 2019.
Amin juga mengatakan, dirinya tidak setuju dengan peryataan Walikota Pekanbaru Firdaus, yang beralasan pawai takbir lebih banyak mudaratnya ketimbang manfaatnya.
“Kalau di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan mungkin, masih bisa dibilang banyak mudarat karena tingkat kerawanannya bisa dibilang tinggi. Pekanbaru ini negeri berbudaya Islami, tonjolkan budaya Islam itu,” tegasnya.
Amin menambahkan, pawai takbir merupakan bentuk ekspresi umat muslim yang telah berhasil memenangkan ibadah di bulan suci Ramadan.
“Pawai Takbiran adalah suatu bentuk kemerdekaan umat atas telah berhasil melawan perang yang paling akbar, yaitu perang melawan hawa nafsu,” pungkasnya.
Seperti yang diketahui, sebelumnya Pemko Pekanbaru telah memutuskan untuk tidak kembali menggelar pawai takbir menyambut hari raya Idul Fitri. Sebagai gantinya, Walikota Pekanbaru menginstruksika masyarakat untuk menggelar takbiran di dalam masjid. (bpc9)