BERTUAHPOS.COM — Provinsi Riau didorong untuk serius menggarap peluang ekonomi hijau. Menurut ekonom dari Universitas Riau (UNRI), Dahlan Tampubolon, ini salah satu strategi agar kondisi ekonomi Riau tetap stabil di tengah goncangan ekonomi global.
“Peluangnya besar, karena Riau punya sumber daya alam yang melimpah untuk mengembangkan sektor-sektor ekonomi hijau,” katanya di Pekanbaru, belum lama ini.
Menurut data yang diterbitkan Databoks Katadata, luas kebun sawit di Indonesia tahun 2023 mencapai 16,8 juta hektar. Di tahun 2024, luas tutupan sawit nasional naik menjadi 17,3 juta hektar. Sementara itu, data yang diterbitkan oleh SPKS, total luas kebun sawit di Riau di angka 3,38 juta hektar tahun 2024.
Sumber daya alam inilah yang dimaksud Dahlan Tampubolon—yang harus dikembangkan sebagai sumber bahan baku untuk menggarap peluang ekonomi hijau. “…seperti limbah sawit untuk biogas,” dan pengembangan UMKM berbasis digital.
Dahlan yakin, ekonomi hijau mampu menjadi kunci diversifikasi ekonomi Riau di tengah tantangan perlambatan ekonomi global dan perubahan iklim.
“Riau perlu berhati-hati dengan tantangan seperti perlambatan ekonomi China, perubahan iklim yang berdampak pada sektor pertanian, serta kebijakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang berpotensi menekan daya beli masyarakat,” ujarnya.
Menurutnya, transformasi ekonomi hijau harusnya tidak hanya meningkatkan daya saing Riau, tetapi juga memperkuat ketahanan ekonomi daerah di tengah ketidakpastian.
“Inovasi dalam pengelolaan sumber daya alam dan teknologi menjadi kunci agar Riau dapat tetap relevan dalam dinamika ekonomi yang terus berubah,” jelasnya.
Selain itu, kolaborasi antar-pemangku kepentingan dianggap sebagai elemen penting dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat didorong untuk bekerja sama dalam menciptakan peluang baru yang berkelanjutan.
Diversifikasi ekonomi menjadi langkah mendesak untuk mengurangi ketergantungan Riau pada sektor kelapa sawit. Langkah ini dapat mencakup pengembangan sektor pariwisata, jasa, dan industri kreatif sebagai penopang baru ekonomi daerah.
Dahlan mengatakan, proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional pada 2025 diperkirakan mencapai 5,3-5,5%. Provinsi Riau hanya optimis tumbuh hingga 4,3%. Namun, dia mengingatkan agar daerah tetap waspada terhadap sejumlah risiko global.
“Sebagai daerah yang dekat dengan negara luar, Riau paling berdampak terhadap ketidakpastian ekonomi global,” ujat Dahlan Tampubolon.***