BERTUAHPOS — Sejumlah pelaku usaha sektor kuliner di Pekanbaru mengaku dihadapkan pada tekanan kenaikan harga bahan pokok. Kondisi seperti itu sudah mereka rasakan usai lebaran Idulfitri 2025.
Kondisi ini menjadi tantangan serius bagi pelaku UMKM yang bergantung pada stabilitas harga untuk menjaga kelangsungan bisnis mereka. Salah satunya dirasakan oleh Owner Nagih Kuliner, Mita, kepada Bertuahpos, Rabu, 23 April 2025, di tempat usahanya Jalan Krakatau, Kelurahan Tangkerang Timur, Pekanbaru.
Dia mengungkapkan bahwa sejumlah bahan pokok sebagai bahan baku utama bisnisnya mengalami kenaikan harga yang cukup tajam. “Harga semangka naik sampai 200% setelah Lebaran. Belum lagi bahan pokok lainnya seperti cabai, ayam, dan sayuran, semuanya naik drastis,” keluhnya.
Kenaikan harga ini, kata Mita, tentu berdampak pada biaya operasional yang semakin membengkak. Di sisi lain, dia agak sulit untuk menaikkan harga produk karena alasan kepuasan dan kenyamanan pelanggan, “…karena itu jauh lebih penting untuk kelangsungan usaha,” tuturnya.
“Kalau konsumen puas, mereka pasti akan datang kembali. Itu modal utama kami untuk bertahan,” ujarnya. Mita menargetkan konsumen dari kalangan pelajar dan mahasiswa, sehingga ia tetap menjaga harga agar tetap ramah di kantong.
Selama ini, kata dia, Nagih Kuliner dikenal dengan makanan cepat saji dan harga terjangkau. Kenaikan harga bahan pokok membuat Mita memutar otak untuk strategi efisiensi dan inovasi menu agar tetap kompetitif. Termasuk menjaga kualitas rasa dan pelayanan sebagai daya tarik utama.
Meski berada dalam tekanan, Mita optimistis bisnisnya bisa bertahan. Ia berharap pemerintah maupun pihak terkait dapat segera mengambil langkah agar harga bahan pokok bisa kembali stabil. “Kami hanya berharap kondisi segera membaik. Kalau harga stabil, kami bisa bernapas lebih lega,” tuturnya.
Kondisi seperti ini bukan hanya dirasakan oleh Mita, tapi juga banyak pelaku UMKM lainnya di sektor kuliner yang mengandalkan pasokan bahan segar setiap hari. Lonjakan harga pasca Lebaran dinilai sebagai momen kritis yang kerap terjadi setiap tahun, namun tahun ini dinilai cukup berat karena kenaikan terjadi serentak dan cukup signifikan.***
(Habibie)