BERTUAHPOS – Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, mengapresiasi upaya seluruh stakeholder terhadap penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) — yang menunjukkan tren penurunan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Ia menyebutkan bahwa keberhasilan ini merupakan buah dari kerja sama berbagai pihak yang kini semakin terkoordinasi dengan baik.
Menurutnya, Indonesia pernah menghadapi situasi berat terkait karhutla, namun kini angka kejadian tersebut berhasil ditekan drastis. “Saya bersyukur, pulang kampung (Riau) tanta dihantui kekhawatiran akan kabut asap seperti yang pernah terjadi di masa lalu.
Dia menyebut, bahwa luasan Karhutla pada tahun 2023 mengalami penurunan drastis dari 1,7 pada tahun 2019 menjadi hektar ke 1,1 juta hektar. Bahkan pada tahun 2024, luasan Karhutla semakin menyusut hanya di ratusan ribu hektar.
“Ini menunjukkan kita belajar dari pengalaman dan berhasil melakukan perbaikan nyata. Tapi kita tidak boleh lengah. Waspada harus tetap menjadi prinsip utama.”
Selain itu, menurut Raja Juli Antoni mengungkapkan, ada tiga faktor utama yang menyebabkan angka karhutla berhasil ditekan dalam dua tahun terakhir. Pertama, kata dia, kolaborasi antarlembaga semakin solid.
Jika sebelumnya banyak sektor bekerja secara terpisah atau ego sektoral, kini semua unsur pemerintahan, baik pusat maupun daerah, berkolaborasi dengan terkoordinasi.
“Kedua, penerapan pencegahan dan penegakan hukum yang semakin efektif. Kita memanfaatkan teknologi dalam pemantauan titik panas, serta pendekatan edukasi berbasis budaya kepada masyarakat. Untuk perusahaan-perusahaan yang terbukti lalai atau sengaja melakukan pembakaran, tidak ada toleransi. Mereka akan ditindak tegas,” tegasnya.
Faktor ketiga, lanjut Raja Juli, adalah tingginya partisipasi masyarakat dalam pencegahan dan pemadaman karhutla. Pemerintah mengoptimalkan keberadaan Masyarakat Peduli Api (MPA) serta kelompok-kelompok masyarakat lain yang siap turun langsung ke lapangan saat terjadi kebakaran.
“Kita cukup bangga dengan pencapaian ini. Tanpa keterlibatan masyarakat, mustahil kita bisa menekan angka karhutla seefektif ini. Mereka adalah garda terdepan di lapangan,” tambahnya.
Dirinya pun mengajak seluruh pihak untuk terus mempertahankan capaian positif ini. Dia menegaskan bahwa ancaman karhutla masih ada dan memerlukan komitmen bersama agar Indonesia benar-benar terbebas dari bencana asap yang pernah menjadi isu internasional.***