BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Pasca penggerebekan 3 orang diduga teroris yang terjadi di Universitas Riau, Univertias Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau diklaim aman.
Hal ini diungkapkan oleh Wakil Rektor (WR) III UIN Suska Riau, Dr Tohirin saat ditemui di kantornya Senin 4 Juni 2018. Dia mengatakan bahwa hingga kini tidak ada kegiatan mencurigakan yang dilakukan mahasiswa di kampusnya.
“Setakat ini belum. Karena kita jelas, kegiatan-kegiatan kemahasiswaan itu, apa pun kegiatannya harus diketahui pimpinan (Rektor, red), apalagi kalau kegiatannya itu dilakukan malam hari,” kata Tohirin.
“Sejauh ini belum ada kegiatan-kegiatan yang dicurigai, seperti mengarah hal-hal seperti kasus yang terjadi di Unri. Mudah-mudahan tidak terjadi lah,” tambahnya.
Tohirin mengatakan bahwa selama ini pihaknya rutin melakukan pengawasan terhadap setiap kegiatan mahasiswa maupun kesekretariatan mahasiswa.
“Kalau seperti kontrol, saya sering, keliling melihat kegiatan mahasiswa ini. Cuma kalau ada kegiatan malam memang, tapi kita tahu kegiatannya apa,” tamabahnya.
Tohirin menambahkan, sejak awal memasuki kampus Islam tersebut, para mahasiswa baru sudah diingatkan untuk berhati-hati dalam memilih organisasi maupun diskusi, baik yang ada di dalam maupun luar kampus.
Baca:
Ini Alasan Kapolda Riau Terkait Lambatnya Informasi Pasca Penggerebekan Terduga Teroris di Unri
Penggerebekan Terduga Teroris di Dalam Kampus, Rektor UNRI Akui Kecolongan
“Kita juga selalu mewantu-wanti mahasiswa, kalau memang bermitra, memilih organisasi, serta halaqoh atau diskusi-diskusi yang ada di luar maupun di dalam kampus itu harus hati-hati, khususnya juga bagi mahasiswa baru. Kampus ini kalau bukan kita yang menjaga siapa lagi,” pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, penggerebekan yang dilakukan di Universitas Riau pada 2 Juni 2018 lalu, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 berhasil mengamankan 3 orang diduga teroris dengan sejumlah barang bukti, termasuk 4 bom siap ledak dan beberapa bahan pembuatnya.
Sementara kepolisian mengatakan bahwa 3 orang diduga teroris tersebut merupakan termasuk dalam jaringan Jamaah Ansarut Daulah (JAD). (bpc11)