BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Kepla Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Riau, Mohammad Kashuri mengatakan jenis cacing yang terdapat dalam sarden merk mackerel itu bukan cacing pita.
“Bukan cacing pita, tapi kemungkinan Cacing Anisakis sp,†katanya, dalam senuah pesan singkat yang diterima bertuahpos.com, Rabu 21 Maret 2018.
Selain di Kabupaten Kepulauan Meranti, kasus ditemukannya cacing dalam sarden merk mackerel itu juga ditemukan di Kabupaten Inhil, Riau. Data ini berdasarkan surat yang diterima Dinas Kesehatan Provinsi Riau yang dikirim oleh Dinas Kesehatan di masing-masing kabupaten/kota itu.
Sedankan jenis cacing Anisakis sp ini tergolong zoonosis yang berbahaya. Menempelnya cacing ini memang pada ikan seperti salmon, ikan kakap merah atau cumi-cumi. Dan itu tidak begitu saja terjadi. Pada dasarnya cacing parasit ini menjalani rantai makanan yang cukup panjang.
Sebagaimana dilansir dari Foodbest, Â cacing itu bisa hinggap dari mamalia seperti paus yang memamakan makanan yang ada di laut, larvanya sudah terinfeksi. Larva dimakan krustasea, dan krustasea dimakan ikan, dan daging ikan digunakan untuk sushi, atau sarden kemudian dikonsumsi oleh manusia. Â
Ketika ikan sushi atau sarden tidak dimasak secara matang, seseorang yang memakan makanan itu secara langsung telah mengkonsumsi parasit dan dengan cepat membuat sakit perut, iritasi dan kemudian demam dan muntah-muntah.
“Anisakiasis dapat menginfeksi salmon, herring, cod, makerel, cumi-cumi, halibut dan kakap merah. Hal itu terutama terjadi di Jepang karena seringnya mereka mengonsumsi ikan mentah,†ujar seorang dokter, Joana Carmo, seperti dilasir dari media itu.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir mengatakan ihwal cacing dalam sarden yang ditemukan di Meranti dan Inhil tengah dilakukan uji laboratorium.
“Saya sudah koordinasi dg Ka BBPOM masih dalam proses pengujian, kita tunggu hasilnya dalam minggu ini ya,” katanya saat dihubungi bertuahpos.com, Senin 19 Maret 2018.
Mimi membenarkan kalau penemuan cacing dalam sarden itu, lantaran ditemukan oleh warga, yang kemudian dilakukan sidak dan terbukti ada cacing dalam kemasan kaleng saeden.
Selain di Kabupaten Kepulauan Meranti, kasus sama juga terjadi di Inhil pada tanggal 1 Maret 2018 sesuai dengan surat yang dikirim oleh Diskes Inhil ke Diskes Provinsi Riau.
“Koordinasi dengan BPOM terus dilakukan dan berharap masalah ini bisa segera ditangani,” sambung Mimi. (bpc3)