BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Pria berbaju batik itu masih berbincang ramah dengan beberapa temannya, usai memberi materi dalam sebuah seminar kewirausahan. Dia masih muda dan raut mukanya berseri karena mudah memberikan senyum kepada lawan bicaranya.
Nama pria itu Ahmi Septari. Di usia yang terbilang muda, ia sukses menjalankan 16 jenis bidang usaha. Ini menjadi bentuk nyata kerja keras yang dilakukannya telah memberi kesuksesan dalam berwiraswasta. “Umur saya sekarang, 35 tahun,” ucapnya sambil tersenyum kepada bertuahpos.com, Selasa (30/09/2014).
Ia pun berbagi cerita, Ahmi menamatkan pendidikan di Negeri Kangguru, dan bekerja di salah satu perusaan di Australia bidang aset dan bisnis. Sejak awal, sebenarnya minatnya adalah menjadi pengusaha. Ia memilih bekerja dulu untuk mematangkan mentalnya.
Namun tak butuh waktu lama bergelut sebagai karyawan di Australia. Orang tuanya meminta untuk pulang ke tanah air, untuk menakhodai sebuah perusahaan milik ayahnya. Perusahaan ini, menurut Ahmi tidak pernah dikelola dengan serius. Manejemennya tidak berjalan dengan baik.
Mendapat perusahaan seperti itu, jadi tantangan bagi Ahmi. Orang tua juga berharap pendidikan selama di Australia bisa berguna untuk mengembangkan bisnis keluarga. Dan mulailah Ahmi membuktikan kepercayaan yang diberikan ayahnya, Mantan Gubri Saleh DJasit.
Oleh sang ayah, Ahmi sedikitpun tidak diberikan modal, kecuali kepercayaan. Jadi ia terpaksa berfikir keras dan memutar otak agar perusahan sawit milik ayahnya ini bisa menghasilkan keuntungan. Mulailah ia terapkan sistem manajemen dan sistem keuangan yang baik, sesuai dengan apa yang dipelajari sewaktu kuliah di Australi dulu.
Tidak butuh waktu lama, hanya dua tahun segala persoalan perusahaan terselesaikan denga baik. Ahmi akhirnya bisa meningkatkan keuntungan perusahaan.
“Hasilnya lebih dari yang diharapkan. Bahkan, dari keuntungan usaha itu, bisa membantu keuangan usaha-usaha lainnya. Dan memang ada beberapa usaha keluarga yang hampir keseluruhan tidak pernah untung. Alias nombok terus,” jelasnya.
Setelah berhasil menyelamatkan usaha sawit sang ayah. Ahmi tertantang mengembangkan sayap lebih jauh. Ia pun membuka usaha-usaha yang lain. Awal karir di dunia usaha dia bangun dengan mendirikan pabrik kelapa sawit.
Lagi-lagi Ahmi membuktikan hanya dalam tempo setahun, pabrik yang dipimpinnya kembali menghasilkan keuntungan memuaskan. Melihat sepak terjangnya di dunia usaha cukup meyakinkan, Ahmi dipercaya oleh teman-teman perbankkan, untuk membesarkan usahanya. “Saya betul-betul pegang kepercayaan mereka. Itu salah satu kunci utama membesarkan usaha, yaitu membangun kepercayaan,” tambahnya.
Semakin banyak bank yang memberikan kepercayaan padanya. Dan digunakannya untuk membangun bisnis-bisnis baru. “Sejak itu saya terus dipercaya untuk membuka usaha-usaha yang baru,” kata Ahmi.
Tak tanggung-tanggung, kini ia memimpin 16 perusahaan sekaligus. Salah satu trik untuk memegang belasan usaha sekaligus adalah kepercayaan. Pemimpin harus tau bagaimana menempatkan orang kepercayaannya untuk mengelola setiap tanggung jawab yang dilimpahkan. “Mereka harus tetap berjalan sesuai SOPnya. Kita harus bisa mengelola orangnya, waktunya, sistem dan lain-lain. Kuncinya pilih orang-orang yang tepat untuk mengelola,” bebernya.
Saat ini Ahmi juga dipercaya untuk memimpin sebuah lembaga yang mengakomodir pengusaha-pengusa mudah di Wilayah Riau. Sejak awal tahun 2014 lalu, dia dipercaya mengemban amanah sebagai Ketua BPC Himpunan Pengusaha Muda Indoneseia (Hipmi) Wilayah Riau.
“Lewat organisasi ini kami terbuka untuk membantu kawan-kawan yang ingin mengembangkan usahanya,” katanya. Sederhananya Ahmi hanya ingin berbagi kesempatan kepada pengusaha pemula, bahwa menjadi pengusaha bukanlah sesuatu yang sulit dan rumit. “Gini lo, rasanya kalau jadi pengusaha,” tutupnya. (melba)
Â