BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Gubernur Riau, Syamsuar merespon pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyebut bahwa masih ada sekitar Rp100 triliun lebih dana mengendap di kas daerah hingga akhir tahun lalu.
Menurut Syamsuar, masalah ini tidak bisa sepenuhnya disalahkan Pemda karena memang progres pencairan dana daerah dari pusat cenderung lambat.
“Ini karena progres pencairan dana Kita lambat. Sehingga banyak progres pada akhir tahun baru nampak realisasinya,” kata Syamsuar.
Dia menambahkan, selain itu kedepan Pemprov Riau menyadarinya bahwa pola realisasi anggaran perlu diubah sedemikian rupa. Salah satunya dengan mempercepat proses lelang.
“Sekarang masih banyak OPD yang belum diumumkan. Ini juga pernah menjadi penilaian KPK. Terutama dari sisi metodenya yang diumumkan secara bertahap,” katanya.
Sebelumnya,
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan lebih dari Rp100 triliun simpanan Pemda mengendap di rekening daerah pada Desember 2019 lalu. “Dana ini tidak dibelanjakan,” katanya seperti dikutip dari CNNIndonesia.com, Selasa, 11 Februari 2020.
Dia mengatakan, pihanya masih mencarikan solusi tepat agar dana negara tidak hanya bersifat pindah akun saja. Sri Mulyani mengakui bahwa jumlah dana sebesar Rp100 triliun yang mengendap itu sudah lebih rendah dari sebelumnya. (Baca: Modus Baru Korupsi Dana BOS, Sri Mulyani: Elu Masih Mau Jadi Kepsek Nggak?)
“Pemda sempat mengendapkan dana sampai Rp200 triliun di rekening kas umum daerah (RKUD). Baru menurun jelang Desember, ini pun masih di atas Rp100 triliun pada akhir Desember 2019,” kata Sri Mulyani. (bpc3)