BERTUAHPOS.COM, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menyatakan aktivitas impor minyak mentah maupun bahan bakar minyak (BBM) merupakan rutinitas yang sangat wajib. Ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri, karena produksi minyak yang minim.
“Kalau impor BBM kan sebuah rutinitas dan BBM ini diperlukan untuk menggerakan roda perekonomian,” ucap Vice President Corporate Communication Ali Mundakir kepada Okezone di Jakarta, Rabu (18/6/2014).
Dia menambahkan, kondisi di Timur Tengah yang bergejolak ditakutkan akan menggangu pasokan, sehingga dapat mempengaruhi harga minyak dunia. Masalahnya, Timur Tengah merupakan penyedia minyak dunia terbesar.
Menurutnya, dengan kondisi seperti ini Pertamina memang akan menanggung biaya yang lebih besar namun hal tersebut akan masuk penghitungan APBN-Perubahan 2014. “Bebannya memang ke Pertamina karena otomatis kita beli dulu, tapi kita enggak rugi kan itu larinya (subsidi) ke APBN,” sambungnya.
Menurut Ali, untuk mengurangi besarnya impor memang harus melakukan penghematan secara besar. Oleh karena itu, pemerintah dan Pertamina terus mengajak dan membuat aturan agar masyarakat menekan konsumsi BBM yang berlebih. “Kalau tidak ada, permintaan dalam negeri kan harus dipenuhi, produksi dalam negeri terbatas sehingga mau enggak mau ya harus impor,” paparnya.
Dia melanjutkan, saat ini impor BBM mengambil 21 persen jatah impor BBM dari total impor Indonesia. Karenanya, jika ingin mengurangi impor, harus dicari kembali yang memegang peranan paling besar.
“Itu sisanya apa saja, perlu dicermati. Itu juga masalah makroekonomi. Kalau impor BBM kan dalam rangka kebutuhan jadi sifatnya primer, jangan lihat sisi impor migasnya. Impor migas punya multiplier effect,” tegas Ali.(Okezone)