BERTUAHPOS.COM (BPC), NUSADUA – Bibit sawit yang ditanam masyarakat banyak berasal dari bibit palsu. Terutama di perkebunan rakyat di wilayah Sumatera, termasuk di Riau sendiri.
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, rata-rata porsi perkebunan rakyat umur 0 sampai 9 tahun, sebagian besar berasal dari bibit “palsu” (tidak baik) atau tidak bersertifikat.Â
“Masalah ini perlu menjadi perhatian serius, sebab akan sangat berpengaruh terhadap produktivitas kebun sawit rakyat,” katanya, Kamis (2/11/2017), saat acara IPOC di Nusa Dua, Bali.Â
Baca:Â 2,5 Juta Hektar Replanting Sawit Lahannya Harus Clear and Clean
Jika mengacu pada kebiasaan ini, replanting yang dilakukan tidak ada artinya. Justru akan menurunkan tingkat produktivitas hasil panen Tandan Buah Segar (TBS).Â
Dia menambahkan, dewasa ini sawit menjadi komoditi penting dalam perekonomian Indonesia. Bahkan menyelamatkan perekonomian 14 juta kepala keluarga dari total kebun sawit yang ada.Â
“Jadi, replanting bukan hanya sebatas memperbaiki kebun yang sudah tua. Kita tahu bahwa perkebunan rakyat di Sumatera ternyata porsi perkebunan rakyat umur 0 sampai 9 tahun cukup tinggi yang bibitnya palsu,” tambahnya.Â
Mengatasi masalah ini sudah dibentuk Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS). Yakni sebuah lembaga yang didirikan untuk memungut dan mengelola dana dari perkebunan kepala sawit.Â
Pemerintah mengalokasikan sebagian dari dana itu untuk membiayai, paling tidak pembelian bibit, pembukaan lahan dan penanaman.Â
“Itu karena kita sadar bahwa masyarakat kita tidak terlalu tinggi menilai untuk memilih bibit yang bagus. Sebab itu, program ini kami harap bisa dorong peremajaan yang bagus dengan bibit sawit yang baik. (bpc3)