BERTUAHPOS.COM — Platform e-commerce asal China, Temu, resmi masuk ke pasar Indonesia. Hal ini memicu kekhawatiran di kalangan pelaku UMKM.
Aplikasi ini menarik perhatian publik karena menawarkan produk dengan harga yang sangat murah, termasuk tablet Android lokal yang dijual seharga Rp200 ribuan.
Dengan kondisi seperti ini, produk UMKM lokal Indonesia dipastikan tak akan mampu bersaing dan terancam tersingkir dari pasar.
Platform e-commerce Temu, milik konglomerat China, PDD Holdings. Di laman ini menyediakan berbagai jenis produk mulai dari pakaian, elektronik, hingga perlengkapan rumah tangga.
Salah satu alasan harga produk di Temu bisa sangat rendah adalah model bisnis yang memungkinkan produsen menjual langsung kepada konsumen tanpa perantara, sehingga biaya distribusi dapat ditekan.
Dilansir dari inilah.com, Rabu, 9 Oktober 2024, ditemukan bahwa aplikasi Temu menawarkan tablet Android berukuran 10,1 inci dengan RAM 6GB dan ROM 64GB dari merek lokal China, dibanderol Rp200 ribuan.
Model penjualan langsung dari produsen ke konsumen ini menjadi kunci mengapa harga produk bisa jauh lebih murah dibandingkan dengan platform e-commerce lain seperti Shopee, Lazada, atau Tokopedia.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, menyatakan bahwa platform Temu berpotensi merusak bisnis UMKM lokal.
“Kami di Kominfo sangat berkepentingan untuk menjaga nasib UMKM kita. Di dalam UMKM, terdapat banyak tenaga kerja yang bergantung. Jangan sampai platform luar negeri ini menghancurkan UMKM kita,” ujar Budi dalam pertemuan di Kementerian Kominfo.
Meskipun pemerintah telah melarang operasional Temu di Indonesia, aplikasi tersebut masih tersedia di Play Store dan App Store. Menkominfo berjanji akan mengambil langkah tegas untuk memblokir aplikasi tersebut.
“Kami pasti akan memblokirnya. Kami tidak akan membiarkan platform seperti ini menghancurkan UMKM kita,” tegas Budi.
Selain di Indonesia, kehadiran Temu juga menuai kontroversi di negara lain. Di Amerika Serikat, Temu sempat mendapat sorotan setelah pemerintah negara bagian Arkansas menggugat aplikasi ini dengan tuduhan mengandung malware yang dapat memata-matai pengguna.
Keluhan serupa muncul dari pengguna yang mengaku menerima produk berkualitas rendah dan mengalami pengiriman yang sangat lama.
Masuknya Temu ke Indonesia menambah tantangan bagi UMKM lokal, yang kini harus bersaing dengan produk-produk murah dari luar negeri.
Pemerintah berharap, dengan pemblokiran aplikasi ini, UMKM lokal dapat terlindungi dan terus menjadi penggerak utama perekonomian Indonesia.***