BERTUAHPOS — Aktivitas kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau kembali meningkat menjelang pertengahan April 2025. Berdasarkan data Pemerintah Provinsi Riau, tercatat 180 titik panas (hotspot) dan 39 titik api (firespot) terdeteksi dari awal tahun hingga 16 April 2025. Kondisi ini mendorong sejumlah daerah di Riau untuk menetapkan status siaga darurat guna mengantisipasi dampak yang lebih luas.
Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Riau, Taufik OH, menyampaikan data tersebut dalam Rapat Koordinasi Persiapan Pelaksanaan Jambore Karhutla Riau 2025, Kamis, 17 April 2025. Dia mengungkapkan bahwa luas lahan yang terbakar dan berhasil dipadamkan saat ini mencapai 77,81 hektare.
Situasi ini diperparah oleh prediksi musim kemarau yang datang lebih awal. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sekitar 55% wilayah Zona Musim (ZOM) di Riau akan mengalami awal musim kemarau lebih cepat dari biasanya, yakni mulai dasarian ketiga Mei 2025, dengan puncaknya diperkirakan terjadi pada Juni. Kondisi cuaca kering yang ekstrem ini meningkatkan risiko meluasnya Karhutla jika tidak segera diantisipasi.
“Oleh karena itu, informasi terhadap situasi siaga darurat ini perlu kita tingkatkan, agar kita bisa melakukan langkah mitigasi Karhutla,” kata Taufik.
Merespons situasi tersebut, Pemerintah Provinsi Riau telah menetapkan status siaga darurat Karhutla melalui Keputusan Gubernur Riau Nomor Kpts. 292/III/2025 yang berlaku sejak 27 Maret hingga 30 November 2025. Kabupaten Bengkalis dan Kota Dumai juga telah menetapkan status siaga masing-masing hingga September dan November 2025. Sementara Kabupaten Siak masih dalam proses penetapan status.
Taufik juga menyampaikan bahwa Gubernur Riau telah menggelar rapat bersama Forkopimda serta para Bupati dan Wali Kota untuk mendorong percepatan penetapan status siaga di seluruh kabupaten/kota di Riau. “Beliau mengimbau agar daerah segera mengeluarkan surat siaga darurat karhutla. Saat ini, beberapa kabupaten lainnya sedang menyusul,” ujarnya.
Dengan kondisi cuaca yang cenderung kering dalam beberapa bulan ke depan, Pemerintah mengingatkan pentingnya kewaspadaan, kolaborasi lintas sektor, serta langkah pencegahan dini guna menghindari bencana kabut asap yang kerap melanda Riau setiap musim kemarau.***