BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Sekretaris Komisi II DPRD Riau, Karmila Sari mengakui hasil perikanan Riau masih sedikit.
Salah satu kendalanya, kata Karmila, adalah kesulitan pemerintah untuk mengawasi terjadi ilegal fisihing di wilayah perairan Riau.
“Hasil perikanan kita masih sedikit ya, masih kisaran 100 ton pertahun. Padahal wikayah pesisir kita luas,” terang Karmila Sari, Rabu 28 Februari 2018.
“Penyebabnya itu tadi, kita masih kesulitan untuk mengawasi ilegal fishing yang ada di Riau. Baik sarana maupun personil kita belum memadai,” tambah Karmila.
Hal senada juga diungkapkan oleh Direktur Polisi Air (Dir Polair) Riau Hery Wiyanto. Hery mengatakan Untuk mengawasi wilayah pesisir dari penyelundupan, ilegak fishing, dan kejahatan laut lainnya, pihaknya sangat butuh peremajaan kapal patroli. Ia menyebutkan bahwa kapal-kapal yang dimiliki Polair Riau sudah sangat tua.
“Kebutuhan utama kita di Polair tentu adalah kapal patroli ya. Jadi, kita mengusulkan kepada satuan atas untuk peremajaan kapal patroli yang kita miliki. Sudah beberapa tahun yang lalu,” terang Hery.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Riau, Ahmad Hijazi mengakui jika hasil tangkapan ikan di Riau masih rendah. Meski memiliki garis pantai sepanjang 2078 km, yang terbentang dari Kabupaten Rokan Hilir hingga ke Kabupaten Indragiri Hilir, namun tangkapan ikan Riau sangat rendah, yakni 102 ribu ton pertahun.
Penyebabnya, lanjut Ahmad Hijazi, salah satunya adalah adalah ilegal fishing. (bpc2)