BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Bulog terpaksa harus mengurangi pasokan beras di gudangnya. Ini dampak dari. Julah pasokan beras yang harus dikeluarkan dari gudang tidak tanggung-tanggung, sampai 1 juta ton.Â
Beras ini merupakan beras diimpor pemerintah pada tahun lalu. Bahkan 50 ribu ton di antaranya disebut-sebut pasokan yang diakumulasi dari tahun 2015-2017 sebagai Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
Gudang-gudang milik bulog kini sudah sangat padat. Bulog sendiri mencatat ketersediaan beras di gudang sekitar 2,2 juta ton. Itu belum masuk produksi nasional yang sampai hari masih harus ditampung di gudang Bulog.Â
Menurut Direktur Utama Bulog, Budi Waseso, kalau kondisi seperti ini terus dibiarkan, dipastikan Bulog akan kekurangan tempat untuk meletakkan beras itu. “Hari ini produksi masih banyak sampai Agustus nanti,” ujarnya seperti dilansir dari CNNIndonesia.com, Rabu, 3 Juli 2019.
Soal kelebihan pasokan beras ini juga diakui oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution. Bahwa Bulog harus segera melepas pasokannya, apalagi, stok beras lama berpotensi rusak dalam waktu enam bulan lagi.Â
Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Dwi Andreas Santosa bilang banjir pasokan beras yang dialami Bulog disebabkan oleh dua kebijakan pemerintah. Pertama, kebijakan impor beras tahun lalu sebanyak 1,8 juta ton. Dia menyebut bahwa kondisi saat ini buah dari kalkulasi yang salah.Â
Pada 2017, Kementerian Pertanian mengklaim surplus produksi beras mencapai 16,7 juta ton. Data itu yang kemudian dijadikan acuan pemerintah bahwa stok beras untuk 2018 sudah cukup aman.Â
Namun, pada awal 2018, harga beras melambung. Rata-rata harga beras medium yang tadinya dibanderol Rp11.400 per Kilogram (Kg) pada Oktober 2017, mendadak menjadi Rp12.250 per Kg pada Februari 2018. Selidik punya selidik, ternyata stok beras Bulog susut. Itulah kemudian pemerintah memutuskan untuk impor.Â
Jelang akhir tahun lalu, penyerapan beras masih berjalan baik. Total penyerapan pada tahun lalu tercatat sebanyak 3,2 juta ton, dan menyisakan pasokan 2,1 juta ton. Tak berhenti sampai disitu, Bulog juga masih melakukan penyerapan pada tahun ini. Data Bulog per 3 Juli 2019, perseroan menyerap beras 764.143 ton.Â
“Jadi, memang kondisi ini sudah amburadul sebelum 2018. Ada kesalahan data dan proyeksi produksi beras nasional, sehingga pemerintah panik dalam mengimpor beras dan dampaknya masih terasa hingga saat ini,” jelas Andreas. (bpc3)